KABUPATEN CIREBON, SC- Kepengurusan DPC PKB Kabupaten Cirebon periode 2021-2026 yang dinakhodai, Hasan Basori, sudah hampir berjalan satu tahun. Sayangnya, pergantian kepemimpinan di tubuh PKB itu dinilai sama seperti kepemimpinan sebelumnya, pasif. Kondisi tersebut membuat sejumlah senior PKB Kabupaten Cirebon angkat bicara.
Mantan Ketua DPC PKB Kabupaten Cirebon, H Sugiarto mengaku, mendapat keluhan dari para senior PKB terkait kepemimpinan dan kepengurusan PKB saat ini. Menurut Sugiarto, para senior PKB menangkap kesan, tidak ada gairah melakukan gerakan-gerakan politik. Gebrakan politik pun nyaris tidak ada alias datar datar saja.
“Kalau seperti ini terus kursi PKB di parlemen bisa turun. Wajar saja ketika senior PKB menyayangkan kepengurusan yang sekarang. Kalau dilihat juga, kepemimpinan dan kepengurusannya lebih buruk dari masa-nya Luthfi,” kata Haji Ato sapaan akrabnya, Senin (3/1/2022).
Menurutnya, tahun 2022 ini sudah masuk babak pertama untuk mengatur strategi pilkada maupun pileg. Sebab, di tahun 2022 -2023 itu merupakan perang syaraf partai politik dalam menghadapi pemilu serentak di 2024 mendatang.
“Saya melihat, para senior PKB tidak masuk dalam struktural DPC. Artinya, di dalam kepengurusan itu orangnya pilih-pilih. Hanya orang-orang yang punya kedekatan, tapi tidak bisa kerja,” ungkapnya.
Ia menyampaikan, jika Hasan Basori sebagai ketua DPC PKB tidak mampu mengemban amanah, lebih baik mundur, karena pertarungan politik ke depan akan sangat berat.
Senada, senior PKB Kabupaten Cirebon lainnya, Kusnadi mengatakan, kepengurusan DPC PKB saat ini sepertinya tidak belajar dari kepengurusan sebelumnya. Akibatnya, paradigma orang di internal PKB sama.
Ironisnya, hampir semua senior PKB diamputasi alias tidak dapat porsi di DPC PKB. Padahal, jenjang karirnya berangkat dari PAC.
“Meskipun senior, tapi senior milineal. Karena tahu persis kerja-kerja politik dalam menghadapi hajat politik,” ucapnya.
BACA JUGA: PKB Kabupaten Cirebon Target 14 Kursi
Ia menilai, regenerasi DPC PKB yang sekarang ini tidak tepat, karena kerja politiknya tidak terlihat. Padahal, tujuan dari rencana politik itu kan dari tingkat desa, kecamatan, kemudian kabupaten.
“Artinya, karir politik para senior PKB yang berangkat dari nol, malah disembelih. Ini yang bikin kami kecewa,” terang mantan Ketua PAC PKB Dukupuntang itu.
Jika kondisinya dibiarkan seperti itu, pihaknya pesimistis PKB Kabupaten Cirebon mampu mempertahankan suara terbanyak dan sebagai partai pemenang sebagaimana di pemilu 2019.
“Kalau seperti ini keinginan untuk mempunyai pucuk pimpinan DPRD, bisa terancam, digeser oleh partai lain,” pungkasnya. (Sarrah/job)