KABUPATEN CIREBON, SC- Pernyataan anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDIP, Arteria Dahlan yang dinilai telah menyinggung masyarakat sunda berbuntut panjang. Media sosial twitter pun kini diramaikan dengan tanda pagar (tagar) #SundaTanpaPDIP. Itu artinya, melalui tagar tersebut masyarakat sunda secara tegas menolak PDIP karena salah satu kadernya diduga telah berlaku SARA.
Menanggapi tagar tersebut, Ketua DPC PDIP Kabupaten Cirebon yang juga Bupati Cirebon, H Imron MAg, merasa khawatir dengan ramainya tagar sunda tanpa DPIP. Ia mengaku khawatir kondisi tersebut akan mempengaruhi elektabilitas partai, khususnya di Jawa Barat.
“Karena hal ini akan berpengaruh pada elektabilitas partai di Jawa Barat,” kata Imron, Jumat (21/1/2022).
BACA JUGA: Ketua PKB Kabupaten Cirebon, Raden Hasan Basori Buka Posko Banjir Waled
Kekhawatiran Imron akan adanya penurunan elektabilitas partai di Jawa Barat, memang cukup beralasan. Pasalnya, pesta demokrasi serentak di seluruh Indonesia sudah di depan mata. Dalam beberapa tahun ke depan, pesta demokrasi tersebut juga akan menentukan nasib PDIP sebagai partai yang dikenal dengan jargon partainya wong cilik.
Di Kabupaten Cirebon, PDIP merupakan partai besar yang menguasai eksekutif dan legislatif. Namun dengan munculnya pernyataan Arteria Dahlan tersebut, Imron menyebut PDIP Kabupaten Cirebon pun ikut terdampak.
Pernyataan Arteria Dahlan telah membuat petinggi DPC PDIP Kabupaten Cirebon tersebut mengkhawatirkan elektabilitas partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
BACA JUGA: Jangan Sungkan Lapor, Selly: Sebagian Besar e-Warong Bermasalah
“Rasa khawatir yang berdampak pada penurunan elektabilitas ya pasti ada,” kata Imron.
Untuk memulihkan elektabilitas partai, sambung Imron, sekarang DPD PDIP Jawa Barat beserta DPC di seluruh daerah di Jawa Barat bersama-sama bekerja untuk mengembalikan citra partai yang sudah dibangun sebelumnya.
“Ini benar-benar merepotkan kita pengurus di daerah, jalan satu-satunya bekerja bersama-sama, bekerja untuk masyarakat untuk mengembalikan citra partai,” pungkasnya. (Islah)