KABUPATEN CIREBON, SC- Wakil Bupati (Wabup) Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih meminta para orang tua agar lebih mengawasi anak saat menggunakan gawai (gadget). Pasalnya, meningkatnya angka kekerasan anak salah satunya berawal dari penggunaan gawai.
Selain mengawasi, Wabup Cirebon juga mengingatkan orang tua untuk membatasi penggunaan gawai khususnya telepon seluler (ponsel) oleh anak. Bukan hanya itu, ia juga mengimbau agar komunikasi orang tua dan anak bisa ditingkatkan demi kebaikan kedua pihak.
“Oleh karenanya untuk mencegah hal itu terjadi, kami meminta kepada orang tua untuk mengawasi anaknya saat bermain gadget,” kata Ayu, sapaan akrab Wahyu Tjiptaningsih, Selasa (25/1/2022).
BACA JUGA: DPPKBP3A Kabupaten Cirebon, Ida Laela Rukaeda: Pelaku Pelecehan Seksual Mayoritas Orang Terdekat
Meskipun di saat pandemi ponsel digunakan siswa untuk belajar secara online, namun Ayu meminta kepada orang tua untuk membatasi penggunaannya oleh anak.
“Untuk menanganinya, bukan hanya tanggung jawab Pemda saja, tapi seluruh masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Ketua Komnas Perlindungan Anak Cirebon Raya, Siti Nuryani, mencatat, sepanjang tahun 2021 kemarin, sedikitnya ada 55 kasus kekerasan anak dan perempuan masih terjadi di Kabupaten Cirebon. Sebanyak 50 persen di antara kasus kekerasan anak dan perempuan merupakan kekerasan seksual.
“Pelakunya merupakan orang dekat, baik keluarga atau orang yang dikenal,” kata Siti Nuryani.
BACA JUGA: Polres Cirebon Kota Ungkap Dua Kasus Pencabulan
Fenomena kekerasan anak dan perempuan di Kabupaten Cirebon, disebut Siti, tak lepas dari metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang diberlakukan selama pandemi Covid 19. Menurutnya, PJJ telah membuat banyak anak familiar dengan penggunaan ponsel. Terlebih, jika penggunaan ponsel tersebut tanpa pengawasan orang tua, memungkinkan anak-anak mengakses internet di luar kebutuhannya.
Berawal dari itu, kata dia, akibatnya anak meniru hal yang tidak selayaknya. Untuk mencegah dampak buruk penggunaan ponsel, sejauh ini pihaknya telah memprogramkan pola pengasuhan anak (parenting) siswa tingkat PAUD hingga SMP.
Selain itu, pihaknya pula mengedukasi siswa agar terhindar dari dampak buruk penggunaan ponsel.
“Parenting yang dilakukan yaitu dengan terapi agar anak tidak ketergantungan ponsel,” terangnya. (Islah)