KABUPATEN CIREBON, SC- Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Mohammad Luthfi bersama anggota Komisi III DPRD dari Fraksi Partai Demokrat, Muklisin Nalahudin dan Fraksi PKB, Hj Hanifah melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Kedawung, Selasa (5/4/2022).
Kunjungan ketua DPRD dan anggota komisi III itu disambut langsung Camat Kedawung, Rita Susana Supriyanti bersama staf dan para kuwu se-Kecamatan Kedawung.
Di hadapan camat dan para kuwu, Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Mohammad Luthfi mengatakan, kedatangannya bersama rombongan dalam rangka pengembangan potensi ekonomi Kecamatan Kedawung.
Menurut Luthfi, kunci percepatan pembangunan di Kecamatan Kedawung adalah membangun aksesbilitas yang baik, salah satunya memastikan Jalan Sultan Agung Tirtayasa yang menghubungkan kawasan Kedwung dengan perempatan Talun, menjadi jalan protokol baru.
BACA JUGA: Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon Soroti Perubahan Manajemen PSGJ
“Sehingga Kedawung bisa menjadi pusat pertumbuhan baru yang mengakselerasi pembangunan Kabupaten Cirebon secara umum,” kata Luthfi.
Luthfi juga meminta agar diskusi yang dilakukan bukan hanya sekadar diskusi, tapi camat menyiapkan rencana kerja tindak lanjut dari hasil diskusi itu sebagai bahan perencanaan pembangunan.
“Kami pribadi menargetkan 2025 pelebaran jalan Mountoya-Kedawung bisa terealisasi. Untuk tahap pertama yang paling mungkin adalah mengonsolidasikan semua stakeholder yang terkait dengan pelebaran ini. Nanti yang menjadi konsolidatornya untuk tahap awal Bu Camat,” ujar Luthfi.
BACA JUGA: DPRD Kabupaten Cirebon Minta Pemkab Selesaikan Antrean Masalah
Di sisi lain, lanjut Luthfi, pihaknya di banggar (badan anggaran DPRD, red) akan mendorong isu ini ke dinas teknis untuk menyiapkan perencanaannya.
“Jadi supaya gayung bersambut, sesuai dengan harapan kita, percepatan pembangunan Kabupaten Cirebon bisa segera diwujudkan,” tuturnya.
Menurutnya, bicara lintas kecamatan Pemerintah Kabupaten Cirebon yang pertama harus punya grand design terkait masing-masing potensi yang dimiliki kecamatan.
“Misalnya, kecamatan di pesisir utara seperti Kapetakan, Suranenggala dan Gunungjati ini harus dalam satu desain master plan. Kita mau kelola pantai dan laut bagaimana, serta industri perikanannya akan didorong seperti apa? Kemudian kalau kita lihat di wilayah tengah, pertanian di Kabupaten Cirebon mau didongkrak seperti apa? Masalah pertanian kan masalah air, nah terkait permasalahan air ini Cirebon punya grand design seperti apa?” ujar Luthfi.
BACA JUGA: Luthfi: Kabupaten Cirebon Belum Ada Sentuhan Signifikan
Luthfi juga mempertanyakan grand design Pemkab Cirebon untuk pengembangan kawasan industri di Cirebon timur, termasuk rencana induk kawasan Setupatok sebagai daerah tujuan wisata.
“Kita butuh menyusun rencana induk pariwisata Setupatok. Setupatok tidak akan pernah maju kalau aksesbilitasnya tidak dibuka, jadi harus dibuat jalan lingkar mulai dari Beber sampai Mundu supaya bus bisa masuk, kalau bus tidak bisa masuk percuma,” kata Luthfi.
Ia menegaskan, Kabupaten Cirebon harus memiliki grand design pembangunan, karena pengembangan potensi ekonomi tidak bisa diwujudkan dalam waktu satu atau dua bulan.
“Kita bicara 10 tahun mau desainnya seperti apa? Kita bicarakan UMKM-nya, pariwasatanya, industri, laut dan perikanannya, semua semua ini harus kita desain satu tarikan nafas, tidak bisa kita hanya memikirkan UMKM -nya saja tetapi aksesnya tidak dipikirkan,” bebernya.
Terkait pembangunan ekonomi Kecamatan Kedawung, Luthfi mengatakan, camatlah semestinya yang paling tahu kondisi masyarakatnya sehingga arah pembangunan bisa di arahkan.
“Saya yakin pembangunan di Kedawung pasti akan lebih baik,” pungkasnya. (Vicky)