KOTA CIREBON, SC- Sebanyak tiga tempat distributor minyak goreng menjadi sasaran pemeriksaan aparat penegak hukum dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Cirebon.
Kepala Kejari Kota Cirebon, Umaryadi mengatakan, pemeriksaan yang dilakukan merupakan rangkaian ditetapkannya empat tersangka oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) RI terkait dugaan mafia minyak goreng, yang menyebabkan kelangkaan di pasar dalam negeri.
Diketahui dari keempat tersangka yang ditetapkan, satu di antaranya merupakan pejabat eselon I di Kementerian Perdagangan yakni Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Indrasari Wisnu Wardhana.
“Kami tim Jaksa penyidik dari Kejari Kota Cirebon melakukan pemeriksaan di beberapa tempat, salah satunya di RW 04 Sitimulya (Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon),” kata Umaryadi kepada wartawan usai melakukan pemeriksaan, Senin (25/4/2022).
BACA JUGA: Pemkot Cirebon Gelontorkan 8.000 liter Minyak Goreng Curah
Dari hasil pemeriksaan, Umaryadi menyebut, pihaknya mendapatkan beberapa dokumen terkait dengan transaksi atau order minyak goreng.
“Tidak hanya sekarang saja, besok (hari ini, red) kami akan melakukan pemeriksaan kembali ke beberapa distributor minyak goreng. Pemeriksaan terkait dugaan korupsi CPO. Ini ada kaitan dari penyidikan Kejagung,” katanya.
Selain memeriksa distributor minyak goreng di Kasepuhan, pihaknya juga akan memeriksa distributor di Katiasa dan Pronggol.
Diketahui, Presiden Joko Widodo menyoroti penetapan empat tersangka yang berkaitan dengan kasus minyak goreng oleh Kejaksaan Agung. Presiden Jokowi meminta agar aparat hukum bisa mengusut tuntas para mafia minyak goreng.
BACA JUGA: Kunjungi Cirebon Jokowi Bagikan Bansos
“Kemarin dari Kejaksaan Agung sudah menetapkan empat tersangka urusan minyak goreng ini dan saya minta diusut tuntas sehingga kita bisa tahu siapa ini yang bermain ini bisa mengerti,” ujar Presiden saat memberikan keterangan pers, Rabu (20/4/2022).
Ia memandang bahwa saat ini minyak goreng masih menjadi persoalan di tengah masyarakat meskipun pemerintah telah memberikan subsidi BLT Minyak Goreng. Jokowi berharap harga minyak goreng yang saat ini tinggi bisa kembali mendekati normal.
“Kita ingin harganya yang lebih mendekati normal. Jadi memang harganya tinggi, karena apa? Harga di luar, harga internasional itu tinggi banget, sehingga kecenderungan produsen itu penginnya ekspor memang harganya tinggi di luar,” ungkapnya.
BACA JUGA: Warga Lemahabang Ciptakan Konversi Air Jadi Bahan Bakar
Pemerintah sendiri, lanjut Jokowi, telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi persoalan minyak goreng ini, antara lain melalui beragam kebijakan seperti penetapan harga eceran tertingi (HET) untuk minyak goreng curah dan subsidi ke produsen. Namun, Presiden melihat kebijakan tersebut belum berjalan dengan efektif dalam beberapa pekan ini.
“Di pasar saya lihat minyak curah banyak yang belum sesuai dengan HET yang kita tetapkan, artinya memang ada permainan,” ucapnya. (Surya)