KABUPATEN CIREBON, SC – Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlundungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon, Hj Enny Suhaeni menyampaikan, dari jumlah total perempuan di Kabupaten Cirebon sebanyak 1.050.043 jiwa, terdapat 107.887 jiwa yang saat ini menjadi kepala keluarga.
Menurut Enny, data tersebut diambil dari data sensus kependudukan yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2021. Beberapa di antaranya, lanjut Enny, telah menjadi kepala keluarga sejak berusia di bawah 15 tahun.
Hal itu, lanjut Enny, mereka lakukan karena beberapa faktor. Mereka dipaksa dewasa oleh keadaan, dipaksa kuat karena keterbatasan dan dipaksa mandiri karena situasi. Bahkan tidak sedikit kepala keluarga perempuan yang berasal dari kalangan usia senja.
“Ada beberapa hal yang membuat perempuan menjadi kepala keluarga, di antaranya menjadi janda karena bercerai atau ditinggal mati. Atau ada sebab lainnya sehingga membuat yang bersangkutan menjadi kepala keluarga sekaligus tulang punggung bagi keluarga,” kata Enny, Selasa (26/4/2022).
BACA JUGA: DPPKBP3A akan Intervensi Kegiatan P2WKSS
Menjadi kepala keluarga sekaligus tulang punggung keluarga bagi perempuan, kata dia, tentu bukanlah hal yang mudah. Terlebih jika yang bersangkutan tidak punya usaha sebagai sumber penopang perekonomian keluarga. Salah-salah kondisi tersebut bisa menimbulkan persoalan sosial lain yang bisa jadi merembet kepersoalan lain. Idealnya, tentu kepala keluarga harus mempunyai sumber penopang ekonomi karena hal ini tentu sangat penting.
“Kita akan mencoba memastikan mereka para perempuan yang menjadi kepala keluarga bisa optimal dan memaksimalkan potensinya sehingga tidak kalah dengan kepala keluarga laki-laki,” tegasnya.
Ia menjelaskan, jumlah kepala keluarga perempuan itu paling banyak berasal dari wilayah Kecamatan Gegesik dengan 4.418 perempuan. Enny menyebut, hal tersebut sinkron dengan data perceraian di tahun 2021 lalu. Dimana kasus perceraian terbanyak berasal dari Kecamatan Gegesik.
BACA JUGA: Hari Kartini 2022, Perempuan Harus Mampu Perjuangkan Mimpi
Setelah Gegesik, lanjut dia, wilayah lainnya yang menempati urutan kedua adalah Kecamatan Babakan dengan 4.153 perempuan. Kemudian disusul Kecamatan Gunung Jati dengan 3.822 perempuan, Kecamatan Palimanan dengan jumlah 3,745, Kecamatan Sumber 3,682 , Kecamatan Plumbun 3,669 dan Kecamatan Mundu dengan 3,259 perempuan kepala keluarga.
Dari sumber data yang sama sambung Enny, mirisnya para kepala rumah tangga perempuan tersebut didominasi dari berbagai kelompok umur termasuk yang usianya kurang dari 15 tahun. Dimana dari kelompok usia tersebut paling banyak ditemukan di Kecamatan Losari. Di wilayah tersebut, ada 6 perempuan di bawah 15 tahun yang menjadi kepala keluarga.
Sehingga jika ditotal, Di Kabupaten Cirebon ada 78 perempuan kepala keluarga yang usianya di bawah 15 tahun. Sedangkan untuk kelompok umur paling banyak yaitu di atas 65 tahun. Jumlah tersebut terkonsentrasi di Kecamatan Babakan dengan 1.248 perempuan kepala keluarga. Kemudian Palimanan dengan 1.094 perempuan kepala keluarga.
BACA JUGA: DPPKBP3A Kabupaten Cirebon, Ida Laela Rukaeda: Pelaku Pelecehan Seksual Mayoritas Orang Terdekat
Enny menambahkan, mereka ini kalangan rentan karena secara usia sudah tidak produktif. Namun, di satu sisi mereka terpaksa harus menjadi kepala keluarga dan tidak jarang juga yang masih menjadi tulang punggung keluarga. Sehingga, jika ditotal kelompok usia tersebut ada 30.874 se-Kabupaten Cirebon. “Dengan data ini, harapan kita adalah kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah bisa membantu para kepala rumah tangga perempuan dalam menjaga ketahanan keluarga,” pungkasnya. (Islah)