CIREBON, SC- Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC) bakal melangsungkan Sidang Senat Terbuka Wisuda XXVIII bertempat di Convention Hall kampus 2 universitas setempat yang beralamat di Jalan Fatahillah, Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Sabtu (21/5/2022).
Ada sebanyak 4 lulusan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi yang sekarang sedang diseleksi untuk mendapat predikat lulusan terbaik di UMC pada wisuda XXVIII ini.
Mereka adalah Luky Sebastian dari Program Studi (Prodi) Produksi Ternak Fakultas Teknik dengan IPK 3,88. Kemudian, Nur Wulan Oktafiani dari Prodi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dengan IPK 3,82.
Lalu ada Atifatul Muru’ah dari Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) dengan IPK 3,79. Dan Ahmad Madarijul Falah dari Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan IPK 3,74.
BACA JUGA: Dilaksanakan Full Daring, UMC Bakal Selenggarakan PPG Dalam Jabatan 2022
Sebanyak 4 kandidat lulusan terbaik di UMC ini pun mengungkapkan perjalan perkuliahan mereka di kampus terbesar di Kabupaten Cirebon ini.
Luky Sebastian mengatakan, selama kuliah di UMC dirinya dimanjakan dengan berbagai fasilitas yang ada di kampus setempat. Seperti ruang perkuliahan dan praktik begitu representatif dengan ditunjang tenaga pengajar yang memang berkompeten di bidangnya.
“Seperti kalau di Prodi Produksi ternak itu ada laboratorium peternakan. Tidak hanya di kampus, mahasiswa juga melakukan praktikum ke peternakan sapi potong di Kubang Cirebon dan ke peternakan sapi untuk susu di Cigugur Kuningan, serta ke tempat lainnya yang sudah bekerja sama dengan UMC,” katanya kepada Suara Cirebon, Rabu (17/5/2022).
BACA JUGA: Lomba hingga Pemutaran Film Meriahkan Hari Jadi ke-540 Kabupaten Cirebon di UMC
Bahkan, menurut Nur Wulan Oktafiani, lingkungan di UMC begitu mendukung mahasiswa untuk terus berkembang dan meningkatkan kemampuan. Bahkan, kendati dirinya mengikuti sejumlah organisasi di kampus setempat, dirinya dapat meraih IPK tinggi, yaitu 3,82.
“Selain itu, lingkungan di keluarga saya juga sangat mendukung. Orang tua tidak membebankan aktivitas lainnya kepada saya. Saya benar-benar fokus untuk belajar. Dengan diraihnya IPK besar ini, alhamdulillah orang tua juga merasa bangga,” terangnya.
Tidak hanya kelas reguler, kuliah di UMC pun ada kelas karyawan. Seperti yang salah satunya yang dijalani Atifatul Muru’ah. Kendati dirinya berprofesi sebagai perawat di salah satu rumah sakit, dirinya tetap bisa mengikuti perkuliahan dengan baik, terbukti dirinya bisa meraih IPK tinggi, yaitu 3,79.
BACA JUGA: Raih IPK 3,96, Yasmin Dinobatkan Mahasiswi Terbaik UMC
“Rumah sakit tempat saya kerja memang sudah bekerja sama dengan UMC. Ada 19 perawat di rumah sakit ini juga yang kuliah kelas karyawan di UMC,” jelasnya.
Untuk kelas karyawan, lanjut dia, dirinya mengaku dapat membagi waktu antara pekerjaan dan perkuliahan. Sehingga, pekerjaan pun tidak terganggu dengan aktivitas pendidikan yang sedang dijalaninya.
“Dalam sepekan perkuliahannya itu 3 kali pertemuan. Jadi kelas karyawan itu mudah membagi waktu antara pekerjaan dan perkuliahan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ahmad Madarijul Falah mengungkapkan, kendati dirinya berasal dari Brebes, dirinya lebih memilih untuk berkuliah di UMC. Bahkan, dia pun harus rela pulang pergi ke kampus yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya.
BACA JUGA: UMC Segera Buka Fakultas Kedokteran
Ahmad merupakan seorang guru SMP di Brebes dan dia mengikuti perkuliahan kelas karyawan di UMC. Sehingga, dirinya dapat lebih leluasa menjalani perkuliahan sambil bekerja.
“Sebenarnya saya adalah mahasiswa konversi dari salah satu kampus di Semarang. Lalu, dari pihak sekolah tempat saya mengajar sangat mendukung dan mendorong saya untuk berkuliah lagi, karena untuk menjadi guru harus linier. Dan alhamdulillah, biaya kuliah di UMC juga cukup terjangkau,” katanya. (Arif)