“Saya siap pasang badan agar subsidi pupuk tetap ada dan justru kuantumnya harus dinaikkan, karena pada awal pemerintahan di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kuantum pupuk subsidi berada di kisaran Rp4 triliun,” ujarnya.
Menurut Hero, di era SBY, kuantum pupuk yang disubsidi ditingkatkan hingga 9,55 juta, dengan cakupan diperluas mulai pupuk urea, Za, NPK dan TS. Pupuk yang disubsidi tersebut, lanjut Hero, merupakan jenis pupuk yang menjadi kebutuhan penting petani saat musim tanam padi.
“Sehingga dengan adanya pupuk bersubsidi, petani dapat merasakan dan menikmati karena merasa terbantu. Nah di era Pak SBY dulu saya pimpinan Komisi IV, saya mengawal sehingga subsidi pupuk bisa ditingkatkan, kalau subsidi pupuk petani dicabut, saya akan pasang badan,” tegasnya.
BACA JUGA: Sedimentasi Saluran Sekunder Srombyong Tinggi, Perlu Segera Dilakukan Normalisasi
Hero menuturkan, tahun lalu subsidi pupuk berkurang dan berada di angka 7,8 juta ton. Akibatnya, lanjut dia, petani menjerit karena pupuk langka dan kalaupun ada harganya mahal, sementara harga jual gabah mengalami kemerosotan, sehingga petani mengalami keterpurukan.