Jumlah kasus tersebut, merupakan akumulasi sejak bulan Januari kemarin. Dari 14 warga yang terjangkit DBD tersebut, menurut Masriti, 13 kasus sudah pulang dari perawatan sedangkan 1 kasus masih menjalani perawatan di rumah sakit.
BACA JUGA: Empat Warga Kemantren Diduga Terjangkit DBD
“Dari mulai Januari sampai hari ini (kemarin, red) ada 14 kasus,” ujar Masriti.
Ia menerangkan, fogging yang dilakukan pihaknya bukan satu-satunya cara untuk memberantas DBD. Karena, fogging hanya memberantas nyamuk dewasa yang menginfeksi saja.
Namun, menurutnya, langkah yang tepat memberantas nyamuk penyebab DBD adalah kedasaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, yakni dengan 3 M plus yakni menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi dan ember air, menutup rapat tempat-tempat penampungan air dan mengubur barang bekas.
BACA JUGA: Waspada! 2 Sudah Meninggal, Kasus DBD di Kabupaten Cirebon Meningkat
“Kita dari puskesmas sudah melakukan berbagai cara dengan memberikan penyuluhan bahwa yang terpenting bukan membasmi nyamuk dewasa dengan foggingnya, tapi kebersihan lingkungan dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan 3M plus itu harus dilaksanakan oleh masyarakat,” bebernya.
Di Desa Pangkalan, kata Masriti, sebenarnya sudah ada program Sabtu Bersih (Tusih). Namun, dalam beberapa bulan terakhir ini program tersebut belum aktif lagi. Begitupun di desa-desaainnya di wilayah kerja Puskesmas Pangkalan, sudah ada program Jumat Bersih (Jumsih).