“Kalau memang di lahan Pemda tidak bisa, kita akan membiayai masyarakat yang mau mengembangkannya. Nanti, kita lihat hasilnya bagaimana? Kalau memang bagus, ya kita tentu bangga dan senang,” ucapnya.
BACA JUGA: Padi Mati Membusuk, Petani Rugi Ratusan Juta Rupiah, Ini Penyebabnya
Sebelumnya, seorang petani asal Desa Tegalsari, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Usman Efendi, membuat terobosan baru dalam meningkatkan hasil panen tanaman padi. Ia telah berinovasi memunculkan varietas baru dengan membuat perkawinan silang benih padi. Hasil panen dari varietas baru tersebut terbukti di atas rerata hasil panen dari varietas lainnya yang banyak digunakan para petani pada umumnya. Sayang, hasil kreativitasnya itu belum berproses untuk mendapatkan hak paten.
Uji coba perkawinan silang benih padi dilakukan pada jenis Ciherang, Mantab dan Tiga Dua. Dari ketiga jenis tersebut, jenis Ciherang dikawinkan dengan Mantab dan Tiga Dua dengan Mantab. Sedangkan untuk jenis Ciherang, dikawinkan dengan jenis Mantab. Perkawinan silang alami tersebut baru pertama uji coba setelah melalui proses penelitian sekitar 5 tahun.
BACA JUGA: Ratusan Hektar Padi Terancam Gagal Panen
Selain varietas baru, petani tersebut juga menciptakan pupuk, pestisida hingga obat-obatan organik lainnya untuk menunjang hasil panen yang maksimal. Bahkan, pupuk organik ciptaannya ini bisa lebih irit penggunaannya dibandingkan dengan pupuk kimia. Untuk 1,5 hektare sawah, hanya dibutuhkan tiga kuintal pupuk organik saja. (Islah)