Bahkan, Purnadi mengaku harus rela begadang hingga dini hari demi bisa mendapatkan air ketika waktu giliran tiba.
BACA JUGA: Perumda Tirta Jati Siapkan Sejumlah Program Strategis
“Gilirannya juga tidak jelas. Makanya kalau pas giliran itu harus benar-benar ditunggu walaupun sampai malam bahkan sampai dini hari. Jadi soal rencana kenaikan tarif saya tidak keberatan, tapi saya minta PDAM perbaiki pelayanannya dulu, terutama debit air ditambah,” kata Purnadi.
Di tempat lain, salah satu pelanggan PDAM di Desa Kebonturi, Kecamatan Arjawinangun yang tidak mau disebutkan namanya mengaku tidak keberatan dengan kenaikan tarif tersebut. Namun, sama seperti pelanggan lainnya, ia juga meminta PDAM meningkatkan pelayanannya, utamanya terkait ketersediaan air ketika musim kemarau tiba.
Ia menilai, selama ini pihak Perumda Tirta Jati hanya fokus menambah jumlah pelanggan baru, terutama pelanggan di perumahan-perumahan baru, namun tidak memperhatikan ketersediaan air untuk pelanggan lama.
BACA JUGA: Perumda Air Minum Tirta Giri Nata Harus Mampu Tekan Kebocoran
Sehingga ketika memasuki musim kemarau seperti saat ini, kata dia, untuk mendapatkan air satu ember saja harus memakan waktu hingga sekitar setengah jam lamanya. Itu artinya, air yang masuk ke kran di bak mandinya nyaris tak ngocor lagi.
“Sedikit sekali airnya, cuma ngicir sangat kecil. Tapi nama saya tidak usah ditulis, nanti kalau pihak PDAM mau konfirmasi kebenarannya, saya siap apakah lewat telepon atau datang langsung ke rumah saya, saya siap,” kata dia.