KOTA CIREBON, SC- Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Giri Nata harus mampu menekan angka kebocoran, hingga batas maksimal 20 persen. Selain itu, Perumda Tirta Giri Nata juga diminta terus berinovasi, khususnya dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan.
Hal itu dikemukakan, Wali Kota Cirebon, H Nashrudin Azis, menghadiri HUT ke-64 Perumda Tirta Giri Nata, Senin (1/3/2022).
“Saya selalu ingatkan perusahaan daerah milik Pemda Kota Cirebon harus berkembang dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan,” kata Azis.
BACA JUGA: Komisi II DPRD Kota Cirebon Soroti Jaringan Distribusi Lama PDAM Tirta Giri Nata
Azis mengapresiasi perbaikan manajemen yang dilakukan Perumda Air Minum Tirta Giri Nata. Meski dari sisi produksi mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19.
“Manajemen sudah sangat baik, tinggal mengoptimalkan sisi produksi setelah dua tahun terdampak pandemi,” katanya.
Ia mengingatkan, Perumda Air Minum Tirta Giri Nata harus mampu menekan angka kebocoran, meski tak dipungkiri, salah satu penyebab kebocoran karena pipa yang termakan usia.
BACA JUGA: DPRD Kota Cirebon Tagih Janji PDAM Tirta Giri Nata
“Jaringan pipa milik Perumda Air Minum Tirta Giri Nata sejak zaman Belanda. Maka sudah saya sampaikan harus ada revitalisasi jaringan pipa tersebut,” katanya.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Giri Nata, Sopyan Satari, mengatakan, untuk mendeteksi kebocoran pihaknya menggunakan sistem distrik meter air. Cara kerjanya dengan melokalisir air di suatu wilayah dan memasang meter induk air.
“Air yang masuk ke meter induk berapa dan ke pelanggan berapa. Selisihnya adalah kebocoran. Di situ petugas bisa melacak dan langsung memperbaiki,” tuturnya.
BACA JUGA: Pemerinta Kota Cirebon Gelar Operasi Minyak Goreng di Tiap Kelurahan
Dengan cara itu, pihaknya optimistis mampu menekan angka kebocoran air.
“Kami akan berusaha dengan inovasi yang kami miliki untuk meminimalisir kebocoran,” katanya.
Sementara terkait penurunan produksi air, dijelaskan Sopyan, penyebabnya aktivitas di sektor pariwisata seperti restoran dan hotel sejak pandemi menurun. Otomatis pihaknya hanya melayani pelanggan rumah tangga.
BACA JUGA: DPRD Kota Cirebon Ingatkan Mutasi Jangan Sekadar Rutinitas
“Tarif dan penggunaan air antara sektor pariwisata dengan rumah tangga berbeda. Hal itu yang mempengaruhi menurunnya produksi,” katanya. (SC/rilis)