“Pelatihannya bagaimana rumah bisa meminimalisir efek dari gempa. Dan sosialisasi kegempaan juga sering dilakukan melalui Destana, jadi di bawah 3 detik harus bisa menyelamatkan diri. Karena kalau gempa di atas 5 atau 7 detik, apalagi di atas 10 detik, kerusakannya sangat luar biasa. Di Cianjur saja itu (cuma, red) 5 detik,” terangnya.
Ia menambahkan, gempa yang ditimbulkan oleh pergeseran sesar atau patahan sangat berbeda dengan gempa yang diakibatkan oleh gunung berapi ketika hendak meletus.
Dimana, gempa yang disebabkan meletusnya gunung berapi cenderung bersifat lokal. Sedangkan akibat pergeseran patahan, dampaknya atau gempa yang terjadi bisa melebihi itu. Namun, guncangannya sendiri sangat tergantung dari magnitudo dan pergeserannya.
BACA JUGA: 25 Wilayah Kecamatan Rawan Bencana Alam
Letak wilayah Kabupaten Cirebon sendiri, imbuh Juwanda, tidak terlalu jauh dari posisi Gunung Ciremai di Kuningan. Ia menyebut, Gunung Ciremai ini termasuk golongan Gunung Berapi.
Hanya saja, saat ini Gunung Ciremai sedang tidak aktif alias sedang tidur.
Karena itu, Gunung Ciremai selalu dipantau agar tidak sampai terbangun. Karena, akan menimbulkan kesengsaraan masyarakat di sekitarnya dan meluas sesuai dengan meteorologinya, tergantung angin membawanya ke daerah paling rendah. (Islah)