“Tahun 2021, 2022 banjir bahkan menyebabkan penduduk di wilayah Jatitujuh dan Ligung terpaksa mengungsi. Padahal, sebelumnya banjir yang disebabkan kritisnya DAS Cimanuk hanya merusak areal pertanian, atau hanya merendam jalan,” jelasnya.
Untuk menghindari kondisi yang lebih parah ke depan, Dedi mengajak masyarakat untuk bersama-sama memelihara kelestarian DAS.
Kemudian pihak pemerintah memberikan perhatian dengan melakukan penanganan pada titik-titik DAS yang rusak karena berbagai sebab.
BACA JUGA: Ratusan Hektare Sawah di Majalengka Terendam Banjir
Sementara itu, berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Majalengka tahun lalu tercatat 39 titik rawan banjir di sepanjang derah aliran Sungai Cimanuk Majalengka.
Lokasi itu mengancam daerah di sekitarnya, baik pemukiman maupun lahan pertanian. Selain Sungai Cimanuk, DAS Cibuaya terdapat sejumlah titik yang juga tergolong kritis.
Tercatat ada 6 titik kritis di Sungai Cibuaya. Sebagian titik rawan tersebut sudah mendapat penanganan dari BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), selaku pihak yang berwenang.
BACA JUGA: Agenda Kemanusiaa Pemuda Persatuan Islam Cabang Majalengka di Tahun 2023