Tak hanya hasil CAT, nilai hasil wawancara Suhardi juga tinggi, namun itu tak cukup meloloskan dirinya sebagai anggota PPS. Apa yang terjadi pada Suhardi juga dialami oleh peserta lainnya, sehingga memantik protes dari masyarakat.
”Yang menjadi pertanyaan saya, apa KPU tidak melihat hasil CAT, hasil wawancara sebelum melakukan penetapan, sehingga hasil seleksi kemudian menuai protes,atau jangan-jangan hanya berdasarkan insting, atau faktor lain,” cetus Suhardi.
Pria yang juga anggota BPD Desa Ciparay menambahkan, melihat proses pelaksanaan rekrutmen PPS dirinya ragu dengan kinerja KPU ke depan.
BACA JUGA: BIJB Kertajati Dijual ke Asing, Anggota DPRD Jabar Prihatin
“Kalau urusan begini saja sudah teledor, bagaimana nanti yang pastinya permasalahanya akan lebih kompleks,” pungkas dia.
Diberitakan sebelumnya, menanggapi dugaan adanya permainan dalam rekrutmen anggota PPS, Ketua KPU Majalengka, Agus Suhada mengatakan, adanya aksi protes merupakan hal biasa.Ia menilai protes dari masyarakat terhadap hasil seleksi anggota PPS yang dianggap kontroversi itu merupakan suatu dinamika biasa.
“Adapun pihak-pihak yang merasa tidak puas, harus dipahami. Bahwa semua yang melibatkan publik itu pasti ada pihak yang puas dan tidak puas. Dalam proses seleksi di semua daerah begitu, di semua tempat dan di semua kegiatan pasti ada yang seperti itu,” kata Agus pada wartawan saat acara pelantikan anggota PPS.
BACA JUGA: Dinilai Tidak Transparan Seleksi Anggota PPK, Mahasiswa Demo KPU Majalengka