SUARA CIREBON – Pohon randu alas di pemakaman Pesarean yang masuk wiklayah kelurahan Pasalakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon usianya sudah ratusan tahun. Belum banyak yang tahu jika di bawah rimbunnya pohon raksasa itu terdapat sebuah masjid tua peninggalan tokoh ulama besar asal Timur Tengah.
Masjid merah Pesarean tersebut merupakan jejak Syekh Abdurrohman Al-Utsmani yang datang ke tanah Jawa sebelum zamannya Wali Songo (Wali Sembilan). Sesuai sejumlah referensi, Syekh Abdurrohman mengembara dan berdakwah ke Cirebon sekitar 753 tahun sebelum zaman Wali Songo. Tak heran jika masjid peninggalannya telah menjadi salah satu wisata religi.
Masjid merah Pesarean ramai dipadati pengunjung pada saat Jumat Kliwon dan waktu-waktu malam Lailatul kadar pada minggu terakhir bulan Ramadan.
Baca Juga : Lengkapi Fasilitas Secara Bertahap, Urus Perizinan di MPP Kabupaten Cirebon Bisa Sambil Wisata
“Apabila tidak salat di masjid keramat Pesarean pada minggu terakhir Ramadhan sepertinya kurang afdol. Oleh karenanya, setiap laitalul kadar saya dan istri salat di masjid ini,” kata Abdul Nasir asal Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, di Masjid Pesarean, Selasa, 31 Januari 2023.
Dari tempat wisata religi pun telah berkembang cerita, baik yang terkait dengan masjid peninggalan Syekh Abdurrohman maupun pohon randu alas raksasa tersebut. Masyarakat sekitar meyakini, apabila cabang pohon randu tersebut tumbang maka menjadi pertanda kalau masyarakat yang ada di sekitar kuburan Pesarean sesuai arah jatuhnya cabang tersebut akan ada yang meninggal dunia.
Menurut Ambari (58), penyebab kematiannya bermacam-macam, bisa akibat sakit, kecelakaan atau karena sebab lainnya. Namun, sejak dirinya masih kecil hingga saat ini sebagian masyarakat masih mayakini hal itu.
“Sampai sekarang ini pun pohon randu besar itu tak ada yang berani menebang atau membelinya untuk keperluan bangunan atau lainnya,” tutur Ambari, warga Kelurahan Pasalakan, beberapa waktu lalu.
Tidak hanya itu, cerita mistis terkait masjid merah yang dibangun pada sekitar abad ke-14 Masehi tersebut pun bergulir. Konon masjid merah Pesarean dibangun oleh waliyullah Syekh Abdurrohman dibantu sejumlah wali lainnya. Dengan kemampuan mereka masjid tersebut selesai dibangun hanya dalam waktu sehari. Wallohualam bis showab.
Jejak peninggalan wali tersebut yang masih bisa dilihat adalah kuburan Syekh Abdurrohman dan Pangeran Pesarean yang diyakini sebagai putra Syekh Abdurrohman terletak di dalam bangunan sebelah barat pohon randu besar.
Masjid Merah Pesarean beserta mimbar kayu jati yang masih utuh dibalut kain putih dan sebuah sumur di dalam masjid yang kemungkinan dijadikan sumber air untuk berwudu dan keperluan lainnya.
Baca Juga : Tempat Wisata di Majalengka, Libur Imlek Bukit Panyaweuan Dipenuhi Wisatawan
Masjid tersebut sudah mengalami beberapa pemugaran dan perluasan, namun, bangunan pertama dan utama tetap dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Sementara itu, Sukendra, salah seorang pengurus Masjid Pesarean, membenarkan adanya cerita dari mulut ke mulut masjid keramat tersebut hanya dibangun dalam waktu semalam.
“Mungkin atas izin Allah bisa saja terjadi, apalagi, para Waliyullah adalah orang-orang pilihan yang dekat kepada Allah. Wallahualam bis showab,” kilahnya, beberapa waktu lalu.***