SUARA CIREBON – Kementerian Agama menggelar rapat kerja nasional (rakornas) bersama pranata humas yang bekerja di bawah naungan kementerian tersebut.
Rakornas Kementerian Agama bersama pranata humas ini dilangsungkan di Surakarta, Jawa Tengah selama 3 hari, Selasa sampai Kamis, 14 – 16 Maret 2023.
Dalam rakornas tersebut, Stafsus Menteri Agama, Wibowo Prasetyo mengungkapkan, di era modern ini berbagai sendi kehidupan sudah terdigitalisasi.
Sehingga, kata Wibowo, diperlukan langkah konkret untuk melakukan komunikasi publik kepada masyarakat.
“Bagaimana agar kita satu komando, satu perspektif, satu pemahaman bahwa komunikasi kepada publik itu harus terus dilakukan sesuai arah dari Kementerian Agama,” ujarnya, Rabu, 15 Maret 2023.
Arah tersebut, sambung Wibowo, salah satunya yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat, program kerja, kegiatan Kementerian Agama, dan layanan kepada masyarakat dan umat.
“Dalam rakornas ini kita memiliki tagline Be Smart adalah kependekan dari sinergis, moderat, adaptif, responsif, dan transformatif,” katanya.
Nilai-nilai smart tersebut, kata Wibowo, diharapkan juga diterapkan seluruh pranata humas di lingkungan Kementerian Agama.
Sehingga, langkah untuk menginformasikan kebijakan Kementerian Agama searah dan satu perspektif.
“Tujuannya satu, yaitu menjadikan pranata humas ini satu unsur yang paling penting menjaga wajah Kementerian Agama agar semakin lebih baik kedepan,” katanya.
Sementara itu, Pranata Humas dan Publikasi IAIN Cirebon, Mohamad Arifin yang hadir dalam rakornas tersebut mengaku, dirinya sepakat bahwa humas memiliki yang sangat penting untuk menjaga wajah lembaga.
“Untuk menjaga wajah lembaga ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Butuh kekompakan dan komunikasi yang baik juga di internal lembaga, khususnya di IAIN Cirebon,” katanya.
Selain itu, lanjut Arifin, perspektif terkait pentingnya peran humas ini pun harus diselaraskan. Bahwa publikasi sebuah informasi yang dilakukan merupakan sebuah langkah untuk branding agar wajah IAIN Cirebon dapat semakin baik lagi.
“Kesadaran ini yang harus dipahami, membangun branding adalah sebuah keharusan yang penting. Karena siapa yang akan tahu kehebatan dan keunggulan lembaga kalau tidak ada publikasi,” tegasnya.
Bahkan, Arifin mencontohkan, brand-brand terkenal yang sudah banyak dikenal masyarakat pun masih tetap melakukan iklan dan publikasi.
“Itu tujuannya apa, yaitu salah satunya menjaga eksistensi dan branding agar masyarakat dapat terus mengingat brand tersebut dengan melakukan yang terbaik untuk melayani masyarakat,” tandasnya.***