Jumat, Desember 5, 2025
No Result
View All Result
  • Cirebon
  • Indramayu
  • Majalengka
  • Kuningan
  • Jawa Barat
  • Olahraga
  • Nasional
  • Hiburan
  • Politik
  • Ngikik
  • Cirebon
  • Indramayu
  • Majalengka
  • Kuningan
  • Jawa Barat
  • Olahraga
  • Nasional
  • Hiburan
  • Politik
  • Ngikik
  • Pilihan Redaksi
  • Jawa Barat
  • Nasional
  • Ngikik
  • Opini
  • Politik
  • Cirebon
  • Indramayu
  • Majalengka
  • Kuningan
Home Cirebon

Kurang Diperhatikan, Kondisi Transmigran Pindahan dari Kalimantan ke Seuseupan Cirebon Memprihatinkan

by Baim
Minggu, 19 Maret 2023
in Cirebon
Reading Time: 3 mins read
A A
Kurang Diperhatikan, Kondisi Transmigran Pindahan dari Kalimantan ke Seuseupan Cirebon Memprihatinkan

Bangunan di permukiman transmigrasi lokal di Desa Seuseupan, Kecamatan Karangwareng, Kabupaten Cirebon terlihat tak terurus, Sabtu, 18 Maret 2023.* (Foto: Baim/ Suara Cirebon)

Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsAppShare on Telegram

SUARA CIREBIN – Puluhan warga yang menempati kawasan permukiman transmigrasi lokal, di Desa Seuseupan, Kecamatan Karangwareng, Kabupaten Cirebon, sudah 20 tahun kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Mereka merupakan warga asal Cirebon  yang mengikuti program transmigrasi dari pemerintah ke wilayah Sumatera dan Kalimantan, namun dikarenakan adanya bencana alam, konflik horizontal dan lainnya, sehingga dipindahkan ke kawasan yang disediakan pemerintah sebagai permukiman di Desa Seuseupan.

Salah seorang warga setempat, Muniah Temu, mengatakan dirinya adalah salah seorang transmigrasi asal Desa Gebang Kulon, Kecamatan Gebang, yang dulunya ikut transmigrasi ke Kalimantan.

Pada sekitar tahun 2003 lalu, dirinya dipindahkan ke kawasan transmigrasi di Desa Seuseupan bersama warga transmigrasi dari Aceh dan lainnya.

“Saya bersama warga asal Cirebon lainnya sudah 20 tahun tinggal di sini,” ujar Muniah, Sabtu, 18 Maret 2023.

Muniah menjelaskan, di permukiman transmigrasi lokal tersebut, mereka tidak bisa berkembang. Pasalnya lahan yang tersedia tidak produktif. Selain itu di lokasi tersebut, warga sulit mendapatkan air layak konsumsi, dikarenakan air berasa asin meski jauh dari laut.

Padahal, lanjut Muniah, saat masih di Kalimantan, dirinya telah memiliki usaha. Sementara untuk menggarap lahan, mereka kesulitan karena lahan yang diberikan hanya mengandalkan tadah hujan

Di sisi lain, warga yang tinggal di permukiman  transmigrasi Desa Seuseupan itu, hingga kini belum memiliki dokumen kepemilikan akan hak lahan yang dikuasainya, yakni berupa sertifikat tanah.

“Ya gimana lagi, mau pulang ke desa tempat asal juga bingung, di sana sudah tidak ada tempat tinggal, terpaksa dibetah betahin aja di sini,” katanya.

Ia berharap adanya perhatian dari pemerintah kepada warga transmigrasi lokal di Desa Seuseupan tersebut, khususnya bentuk usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan kebutuhan air layak konsumsi.

“Sebagian warga di sini tidak betah dan mengalihkan tempat yang ditinggalinya ke warga setempat, karena di sini tidak bisa berkembang,” tandasnya.

Sementara Kuwu Seuseupan, Sukia, membenarkan, lokasi seluas lebih kurang 4 hektare di desanya, dijadikan permukiman bagi transmigrasi pindahan asal Kalimantan dan Aceh maupun wilayah lainnya.

Sukia mengakui, para transmigran pindahan itu belum memiliki dokumen kepemilikan tanah, dan hingga saat ini lahan yang mereka tempati sifatnya masih Hak Guna Pakai.

“Kalau informasi yang diperolehnya, katanya  sudah ada, namun kami sendiri tidak tahu ada di mana sertifikat tersebut. Kami (Pemdes, red) tentunya akan terus berupaya agar tanah atau tempat tinggal warga di permukiman transmigrasi tersebut bisa bersertifikat,” kata Sukia.

Terkait kebutuhan air layak konsumsi, menurut Sukia, hal itu tidaj hanya dibutuhkan warga di permukiman transmigran saja, tetapi juga menjadi tuntutan sebagian besar warga Desa Seuseupan lainnya.

“Warga di sini untuk kebutuhan air biasanya beli, atau ambil di sumur warga yang kebetulan tidak berasa asin, kalau untuk warga di permukiman transmigrasi, ya cukup jauh,” ujarnya.

Ia menjelaskan, di permukiman transmigrasi tersebut, ada sekitar 50 kepala keluarga (KK). Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persennya merupakan transmigrasi pindahan, sementara sisanya merupakan warga pribumi.

Menyikapi berbagai kesulitan yang dialami warganya, ia berharap adanya perhatian dari pemerintah khususnya Pemkab Cirebon, sehingga warga Seuseupan tidak lagi mengalami kesulitan khususnya terkait kebutuhan air layak konsumsi.

“Sekarang banyak yang sudah kembali lagi ke daerah asalnya, karena di sini mereka tidak memiliki usaha. Lahan yang ada tidak produktif dan sulit air, jadi tinggal di sini tidak bisa berkembang, dan serba kesulitan,” pungkasnya.***

Tags: CirebonKalimantanSeuseupanTransmigrasi

Baim

Berita Terkait

Cirebon

Banyak Sarpras Sekolah di Kota Cirebon Tidak Memenuhi Standar

by Muhammad Surya
Jumat, 5 Desember 2025
Cirebon

Dorong Penguatan Peran PPID, Pemkab Cirebon Target Pertahankan Predikat Kabupaten Informatif

by Islahuddin
Jumat, 5 Desember 2025
Berita Utama

Empat RW di Kota Cirebon Tergenang Banjir Rob

by Muhammad Surya
Jumat, 5 Desember 2025
Load More
  • Trending
  • Comments
  • Latest

6 Cara Mengatasi Komputer No Signal, Gampang Banget

Selasa, 17 Januari 2023

Tembuluk Biji Kelapa Muda Ternyata Bisa Turunkan Kadar Gula, Obat Kencing Manis atau Diabetes

Jumat, 5 Mei 2023

Tempat Beli Durian di Majalengka, Panduan Lengkap, Lokasi, Harga, dan Varietas Unggulan

Sabtu, 28 Desember 2024

Miraclein, Februari 2023 Penuh Keajaiban, Terjadi Setiap 823 Tahun, Beruntung Kita Mengalaminya

Selasa, 24 Januari 2023

Forum OSIS Jabar Gelar FOJB X Reduction

Banjir di Cirebon, Pebedilan, Pangenan, dan Gebang Tergenang, 1.300 Warga Desa Melakasari Mengungsi

LINK TAYANGAN ULANG Preman Pensiun 7 Episode 43, Agus dan Yayat Intai Penghianat, HP Ajun Dijambret Oo

Dijerat Dugaan Kasus Pajak, Jubir Paslon AMIN Ditangkap Kejaksaan

Banyak Sarpras Sekolah di Kota Cirebon Tidak Memenuhi Standar

Jumat, 5 Desember 2025

Dorong Penguatan Peran PPID, Pemkab Cirebon Target Pertahankan Predikat Kabupaten Informatif

Jumat, 5 Desember 2025

Empat RW di Kota Cirebon Tergenang Banjir Rob

Jumat, 5 Desember 2025

Arus Kendaraan Nataru Diprediksi Melonjak 7 persen

Jumat, 5 Desember 2025
Currently Playing

USAHA JUALAN ANEKA BUBUR, OZET PER HARI TEMBUS RP.3 JUTA

USAHA JUALAN ANEKA BUBUR, OZET PER HARI TEMBUS RP.3 JUTA

00:03:19

MENGINTIP PRODUKSI BOTOK ROTI, LARIS MANIS SAAT RAMADAN, OMZET HITUNG SENDIRI...!!

00:09:53

TUKAR SAMPAH JADI EMAS DI BANK SAMPAH DEWI SRI CIREBON

00:12:45

PELUANG USAHA, BUKA TOKO BAKO TINGWEK, MODAL AWAL 700 RIBU, BISA BELI RUMAH 700 JUTA DAN UMROH

00:14:51

Tanam Mangrove untuk Cegah Abrasi, Penghasilan Meningkat hingga Rp.1 Milar dan Jadi Desa Wisata

00:08:44

HASILKAN PUNDI-PUNDI RUPIAH, NIAT AWAL LESTARIKAN BUDAYA CIREBON

00:07:00

AWALNYA COBA-COBA, KINI SUKSES TANAM SORGUM 2 HEKTAR DI LAHAN KURANG PRODUKTIF

00:08:51

Ikuti kami

Kategori

  • Cirebon
  • Indramayu
  • Majalengka
  • Kuningan
  • Jawa Barat
  • Olahraga
  • Nasional
  • Hiburan
  • Politik
  • Ngikik

Jaringan

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Tems of Service
  • Privacy Policy
  • Info Iklan
  • Kontak

© 2024 Suara Cirebon - Berita Cirebon terkini hari ini.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Cirebon
  • Indramayu
  • Majalengka
  • Kuningan
  • Jawa Barat
  • Olahraga
  • Nasional
  • Hiburan
  • Politik
  • Ngikik

© 2024 Suara Cirebon - Berita Cirebon terkini hari ini.

Exit mobile version