SUARA CIREBON – Hambatan atau kendala yang dialami pemudik arus balik di jalur utama pantura ialah sepanjang Jln Raya Kedawung sampai pertigaan Palimanan, Cirebon.
Jln Raya sepanjang 15 kilometer itu menjadi tantangan tersendiri. Sebab Jln Raya ini merupakan daerah ramai yang selama ini menjadi jantung perekonomian Cirebon.
Tidak mengherankan kalau di sepanjang Jln Raya Kedawung hingga pertigaan Palimanan, terjadi penumpukan kendaraan.
Pemudik arus balik harus benar-benar bersabar. Selalu terjadi penumpukan. Sebab melewati sejumlah sentra perekonomian.
Di sepanjang Jln Raya Kedawung – Palimanan, antrian panjang selalu terjadi di perempatan Plered. Saat arus balik lebaran ini, antrian setiap saat terjadi, terutama pada siang hari seperti pada Minggu, 30 April 2023 ini.
Antrian panjang terjadi karena arus balik lebaran yang masih relatif ramai, bertemu dengan arus lalu lintas warga lokal.
Di Jln Raya Kedawung – Palimanan, arus balik yang didominasi pemudik sepeda motor, bertemu juga dengan mobil-mobil pribadi, bus yang ke arah Bandung atau Jakarta, sampai truk angkutan barang yang mulai beroperasi.
Titik paling rawan macet di perempatan Plered. Tanpa ada arus mudik atau arus balik, antrian panjang kendaraan selalu terjadi di jam-jam sibuk di perempatan Plered.
Hal ini karena ada sejumah pusat perekonomian yang bertumpuk di perempatan Plered. Diantaranya. pasar burung Plered, pasar tradisional Palasari, sentra Batik Trusmi, pusat kuliner empal genthong dan pasar kue.
Antrian panjang juga sering terjadi di perlintasan Kedawung. Ini merupakan titik pertemuan arus lalu lintas di jalur utama Pantura dengan kendaraan dari arah Kota Cirebon.
Juga kendaraan dari arah Sumber yang hendak ke Kota Cirebon melalui pertigaan kecil, namun sangat padat di Kedawung.
Hambatan lain bagi pemudik arus balik ialah pertigaan Palimanan. Antrian kendaraan selalu terjadi, terutama saat lampu merah.
Pertigaan Palimanan merupakan titik pertemuan jalur utama pantura ke arah Jakarta, dengan jalur tengah ke arah Bandung.
Setelah melewati pertigaan Palimanan, pemudik arus balik yang melewati jalur utama pantura, bisa belok kanan ke arah Indramayu, langsung ke Subang dan Jakarta.
Sejauh pengamatan, kendati terpantau padat, namun arus balik dari pertigaan Palimanan ke jalur utama Indramayu relatif lancar.
Pemudik sepeda motor bahkan bisa memacuk kecepatan di atas 50 kilometer per jam. Bahkan di perbatasan Cirebon – Indramayu, setelah lepas Pasar tegalgubug, di jalur utama yang melewati areal persawahan, sepeda motor bisa dipacu sampai di atas 80 km/jam.***