SUARA CIREBON – Sama-sama menterinya di kabinet Presiden Jokowi periode kedua ditangkap dan ditahan, namun reaksinya ternyata berbeda-beda. Ini terjadi pada Partai Gerindra, PDI Perjuangan dan Nasdem.
Di periode kedua kepemimpinan Presiden Jokowi, bukan hanya Johnny G Plate, dua menteri lainnya juga ditangkap dan ditahan, yakni Edhy Prabowo dan Juliari Batubara.
Edhy Prabowo ditangkap saat menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (Menteri KKP) dan Juliari Batubara ditangkap saat menjadi Menteri Sosial (Mensos), sedangkan Johnny G Plate sebagai Menteri Komunikasidan Informatika (Menkominfo).
Johnny G Plate merupakan menteri ketiga yang ditangkap dan ditahan karena terlilit kasus korupsi di periode kedua kepemimpinan Presiden Jokowi, atau menteri kelima sejak Jokowi menjadi Presiden di tahun 2014.
Sebelum Johnny G Plate, Edhy Prabowo dan Juliari Batubara, lebih dulu Idrus Marham, Mensos yang juga Sekertaris Jendral (Sekjen) Partai Golkar, lalu Imam Nahrowi, Menteri Pemuda dan olahraga (Menpora) dari PKB.
Sementara di era periode kedua Presiden jokowi, Gerindra merupakan partai pertama yang kadernya sebagai menteri ditangkap dan ditahan karena kasus korupsi.
Edhy Prabowo ditangkap penyidik KPK di Bandara Soekarno – Hatta. Ia baru turun dari lawatan keluar negeri, dan langsung dihadang serta digiring ke kantor KPK pada November 2020.
Tak lama setelah Edhy Prabowo, giliran Juliari Batubara, Bendahara PDI Perjuangan ditangkap penyidik KPK.
Mensos Juliari Batubara ditetapkan tersangka oleh KPK pada Desember 2020. Ia bersama empat lainnya ditangkap dan ditahan KPK.
Tuduhannya kasus korupsi program bantuan sosial (bansos) untuk penanganan dampak pandemi Covid 19 untuk wilayah Jabodetabek 2020.
Terbukti korupsi dana Bansos untuk penanganan dampak pandemi Covid 19, Juliari Batubara divonis 12 tahun penjara.
Sementara Johhny G Plate ditahan penyidik Kejaksaan Agung (Kejakgung) pada Rabu, 17 Mei 2023. Diduga terlibat korupsi proyek BTS 4G BAKTI.
Selain Johnny G Plate, Kejagung menetapkan empat tersangka lain, salah satu adik kandungnya, Gregorius Alex Plate.
Johnny G Plate dijadikan tersangka dan ditahan Kejakgung karena dugaan keterlibatan dalam kasus korupsi BTS 4G BAKTI di Kementrian Kominfo yang dipimpinnya.
Kasusnya kini dalam proses penyidikan. Kejakgung menyebutkan, potensi kerugian negara sangat besar, mencapai Rp8,3 triliun, mencatat rekor tersendiri.
Kasus Johnny G Plate masih dalam penyidikan. Sedangkan Edhy Prabowo dan Juliari Batubara sudah disidangkan dan keduanya divonis masing-masing 5 tahun dan 12 tahun.
Sama-sama ditangkap dan ditahan, ternyata reaksi Gerindra, PDI Perjuangan dan Nasdem berbeda.
Prabowo Subianto, seperti dituturkan adiknya, Hasyim Djojohadikusumo, marah besar. Menteri Pertahanan itu bukan marah ke KPK, tapi marah ke Edhy Prabowo yang dinilainya membuat malu partai dan nama baik Prabowo.
Prabowo merasa dikhianati kepercayaannya oleh Edhy Prabowo. Edhy Prabowo, elite Gerindra sebagai Wakil Ketua Umum, merupakan orang kepercayaan dan sangat dekat dengan Prabowo.
Prabowo tidak memberi perlindungan hukum. Ia menyerahkan proses hukum ke KPK terhadap orang kepercayaannya yang selama ini selalu menemani Prabowo sejak sama-sama sebagai Akmil di Magelang itu.
“Pak Prabowo sangat marah, sangat kecewa, ia merasa dikhianati,” tutur Hasyim mengungkapkan kekecewaan Prabowo kepada Edhy Prabowo, anak buahnya yang terlibat korupsi sebagai Menteri KKP.
Bagaimana reaksi PDI Perjuangan setelah Bendaharanya, Juliari Batubara ditangkap KPK. Melalui Sekjennya, Hasto Kristiyanto, Megawati Soekarno Putri, bersikap legowo.
PDI Perjuangan menyerahkan penanganan kasus korupsi jualiari Batubara kepada KPK. PDI Perjuangan bahkan mendukung KPK dalam pengusutan kasus korupsi salah satu elitnya.
“Ibu Ketua Umum meminta seluruh kader untuk selalu hati-hati, menjaga integritas dan tidak menyalahgunakan kekuasaan,” tutur Hasto Kristiyanto.
Lantas bagaimana sikap Nasdem saat Johnny G Plate ditahan. Ketua Umum Nasdem Surya Paloh menyatakan tidak akan memecat Johnny G Plate dari kader Nasdem, meskipun posisinya sebagai Sekjen langsung diganti Hermawan Taslim.
Nasdem, melalui Wakil Ketua DPP, Willy Aditya, menyerang Presiden Jokowi. Menyindir presiden sekarang sebagai petugas partai bukan pelayan rakyat karena bertindak semena-mena kepada rakyat.
Willy Aditya juga menuding telah terjadi politisasi hukum. Hukum dimanfaatkan untuk kepentingan politik dan menginjak-injak hak rakyat.
Willy Aditya sepertinya tidak terima dengan penangkapan Johnny G Plate. Reaksi nasdem tidak sedingin Gerindra dan PDI Perjuangan yang memilih melakukan evaluasi ke dalam dan menyerahkan pengusutan kasus ke KPK.
“Kini aparat semena-mena terhadap rakyat. Ini karena presidennya sebagai petugas partai, bukan pelayan rakyat,” tutur Willy Aditya dalam diskusi publik di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
Dalam perkembangannya, Gerindra menerima saat Edhy Prabowo dipecat Presiden Jokowi dan digantikan Sakti Wahyu Trenggono, mantan Wakil Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Sementara Juliari Batubara, digantikan Tri Rismaharini, mantan Walikota Surabaya yang juga kadr PDI Perjuangan.
Untuk pengganti Johhny G Plate, sampai sekarang masih belum ada kejelasan. Sebab kasusnya juga masih bergulir, bahkan baru memasuki tahap pertama penyidikan berupa penetapan tersangka dan penahanan.***