SUARA CIREBON – Abdul Jabar, pemain sepakbola tarkam dari Dangder FC Tegalgubug, Kabupaten Cirebon harus menelan pil pahit.
Ia mendapatkan hukuman yang cukup berat dari PSSI Kabupaten Cirebon, yakni dilarang bermain di wilayah Kabupaten Cirebon selama 4 tahun.
Hukuman tesebut buntut dari aksi yang dilakukan Jabar usai laga semifina PGT Cup IV tahun 2023 di lapangan PGT Winong, Kecamatan Gempol pada Kamis, 15 Juni 2023.
Jabar melakukan aksi tidak terpuji ini diduga lantaran kecewa tim yang dibelanya kalah dari ARC Jakarta Utara dengan skor tipis 0-1.
Usai pertandingan , Jabar langsung mendatangi tempat istirahat wasit dan memaki-maki wasit dan meludahi wasit yang memimpin jalannya pertandingan tersebut.
Beruntung, kesigapan tim keamanan yang berada di lokasi berhasil ketegangan tersebut sehingga tidak membuat kericuhan makin meluas.
Sekertaris Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Cirebon, Pramono membenarkan adanya laporan yang diterimanya terkait perbuatan tidak menyenangkan terhadap perangkat pertandingan oleh pemain tersebut.
Berdasarkan laporan dan hasil kajian yang dilakukan Askab PSSI Kabupaten Cirebon bersama Komisi Disiplin (Komdis), kemudian keluarlah surat keputusan yang menghukum Jabar dengan larangan bermain selama 4 tahun di wilayah Kabupaten Cirebon.
“SK-nya sudah dikeluarkan orang komdis. SK tersebut keluar berdasarkan adanya laporan dari pengawas pertandingan dan juga wasit yang melaksanakan tugas di kegiatan tarkam tersebut,” jelas Pramano saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon pada Sabtu, 17 Juni 2023.
Dikatakan Pramano, selain laporan dari perangkat pertandingan, pihaknya juga menerima laporan dari pihak keaman terkait perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan Jabar.
Pasalnya, lanjut Pramono, kasus tersebut juga tengah ditangani oleh pihak yang berwajib.
“Korban (wasit) saat ini juga sudah melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib dari Polsek Gempol. Dan sudah dimintai keterangan atas perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan oleh oknum pemain tersebut,” katanya.
Atas kejadian ini, Pramono menegaskan, pihaknya juga melakukan tindakan untuk menarik perangkat pertandingan pada turnamen tersebut.
Hal ini dilakukan sebagai upaya agar tidak terjadi diskriminasi terhadap perangkat pertandingan terutam wasit yang bertugas.
“Saat ini Askab sendiri tengah membuat formula agar pelaksanaan tarkam di Kabupaten Cirebon bisa berjalan dengan baik. Artinya kompetisi yang sehat akan kami terapkan sehingga bisa menjadi tolok ukur dari hasil pembinaan terhadap pemain sepakbola di kabupaten Cirebon,” tegasnya.***