SUARA CIREBON – Getaran gempa yang mengguncang Cirebon pada Kamis, 15 Juni 2023 pagi dirasakan di sejumlah wilayah.
Tidak hanya di wilayah timur, tetapi getaran gempa juga dirasakan di wilayah barat Kabupaten Cirebon.
Seorang warga Desa Kebonturi, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Samir mengaku, dirinya merasakan guncangan gempa pada Kamis, 15 Juni 2023 pagi.
“Waktu itu saya baru bangun tidur, mainan hp trus kedengaran suara kaca jendela bergetar,” jelasnya kepada suaracirebon.com, Minggu, 17 Juni 2023.
Getaran yang ia rasakan tidak lama, hanya sekitar 3 detikan saja.
Awalnya, Samir mengaku, tidak mengetahui ada gempa. Getaran yang ia rasakan pun dianggapnya hanya getaran biasa saja.
“Tapi pas saya buka hp ada info gempa di Cirebon, jadi saya baru sadar getaran tadi yang saya rasakan itu adalah gempa,” katanya.
Getaran gempa yang ia rasakan tidak besar dan tidak menimbulkan kerusakan di rumahnya.
Berbeda dengan wilayah timur Kabupaten Cirebon yang mendengar beberapa kali bunyi dentuman saat diguncang gempa, Samir mengaku tidak mendengar bunyi dentuman saat gempat mengguncang rumahnya.
“Kalau di sekitar rumah saya gak denger ada dentuman mas,” katanya.
Seperti diketahui, masyarakat Cirebon dibuat panik saat terjadi gempa pada Kamis pagi, 15 Juni 2023 yang disertai beberapa kali bunyi dentuman.
Terjadi dua kali gempa pada Kamis pagi di Cirebon, gempa pertama pada pukul 06.20 WIB, berkekuatan Magnitudo atau M 2,9.
Gempa susulan kedua di Cirebon lebih besar lagi. Kekuatannya mencapai M 3,2, terjadi pada Kamis pukul 07.25 WIB.
Meski titik korodinat gempa berbeda, namun jaraknya tidak berjauhan. Masih di wilayah yang saling berdekatan di Cirebon timur di sekitar Kecamatan Astanajapura, Kanci dan Pangenan.
Hal yang membuat panik warga, selain guncangan yang cukup kuat, juga bunyi dentuman berkali-kali yang terdengar berbarengan dengan guncangan gempa.
Warga di Astanajapura mengaku mendengarkan antara sembilan sampai sepuluh kali bunyi dentuman saat gempa terjadi.
Dari arah dentuman, menurut warga dari daerah pesisir utara di sekitar keberadaan dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di daerah Kanci.
Misteri beberapa kali bunyi dentuman saat terjadi gempa di Cirebon itu pun akhirnya terungkap.
Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan hasil analisa terhadap gempa di pantura Cirebon dan bunyi dentuman.
Berdasarkan keterangan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, S.Si.,M.Si, gempa yang terjadi di Cirebon akibat aktivitas tektonik.
Untuk suara suara dentuman yang terdengar, dikarenakan gempa dangkal. Bunyi dentuman sangat mungkin karena pusat gempa yang dangkal.
Ada proses deformasi batuan bawah permukaan secara tiba-tiba di kedalaman dangkal dapat memicu munculnya suara dentuman.
“Beberapa kasus gempa dangkal yang terjadi diberbagai daerah juga memicu munculnya suara dentuman,” tutur Daryono.
Sejauh ini, belum ada laporan korban maupun kerusakan akibat gempa di pantura Cirebon yang berpusat sekitar 9 kilometer dari Kota Cirebon.
Guncangan gempa, dirasakan tidak saja di Astanajapura, Kanci dan Pangenan, tetapi juga sampai Losari di timur, dan Palimanan hingga perbatasan Cirebon – Majalengka di barat.
Gempa di pantura Cirebon, akibat aktifitas sesar lokal. Berada di kedalaman 5 sampai 7 kilometer.
BMKG menghimbau warga tetap waspada tetapi tidak panik.***