SUARA CIREBON – Sebuah video yang berisi tayangan longsornya sebagaian areal pertambangan batu dan tanah di Gunung Kuda Desa Bobos, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon tersebar luas di media sosial dan grup WhatsApp, Senin, 19 Juni 2023.
Dalam video tersebut tampak sejumlah sopir truk yang ada di bawah sekitar longsoran bergegas membawa kendaraannya menjauh, karena debu yang ditimbulkan dari longsoran nampak menyembur ke arah mereka.
Beruntung di lokasi tidak ada pekerja yang beraktivitas sehingga tidak dilaporkan adanya korban yang timbul akibat peristiwa tersebut..
Masyarakat menduga, longsornya areal tambang di Gunung Kuda itu terjadi lantaran dipicu curah hujan yang cukup tinggi, sehari sebelum kejadian.
Akibat kondisi tanah yang basah membuat material tanah dan batu jatuh ke bagian bawah Gunung Kuda.
Namun, hal itu dibantah Ketua Koperasi Al Zariyah, Abdul Karim, yang mengakui, longsor yang viral tersebut merupakan wilayah yang dikelola pihaknya.
Abdul Karim menyebut, longsor kali bukanlah sebuah insiden, melainkan aktivitas yang sengaja dilakukan dalam penambangan.
Karim mengatakan, longsor terjadi karena proses penambangan dilakukan dengan cara dibobok dari bawah.
Ia mengklaim, kondisi yang terjadi tersebut masih dalam kendali para pekerja tambang.
“Memang penambangan kami dibobok dari bawah, sehingga yang terjadi adalah longsor dari atas. Tapi kita kan sudah sterilkan lokasi. Jadi kalau mau longsor itu, aktivitas dihentikan dan ditarik mundur,” kata Karim kepada awak media.
Karena itu, ia memastikan, longsor tersebut bukan sebuah insiden, karena memang tidak ada aktivitas dan tidak ada korban dalam kejadian tersebut.
Bahkan, longsor tersebut memang disengaja untuk ditambang oleh pihaknya agar lebih mudah.
Kendati demikian, diakui Abdul Karim, bila mengikuti aturan penambangan maka harus dilakukan atas lebih dahulu, kemudian baru ke bawah.
“Kami bukan tidak mengikuti aturan pertambangan, cuman naik ke atas harus izin prosesnya,” paparnya.
Karim mengakui, metode yang dilakukan memang tidak dibenarkan. Harusnya, imbuh dia, proses penambangan dilakukan dari atas.
Pihaknya pun kerap kali diingatkan dan diarahkan pihak energi sumber daya meniral (ESDM).
“Kami bukannya tidak mengikuti aturan pertambangan. Cuma kalau mau naik keatas kan harus izin. Nah perizinannya sedang diproses. Jadi nanti rencana mau naik dari atas penambangannya,” kata dia.
Ia mengaku menginginkan proses penambangan lebih aman dan tidak membahayakan karyawannya sesuai dengan arahan dalam penambangan.
“Kalau soal proses perizinan, kita nunggu produksi, jadi nanti naik jalan ke atas. Kalau sudah jadi, kedepan tidak bahaya lagi nambang bisa dari atas,” tukasnya.
Ia menambahkan, apa yang terjadi itu merupakan hal wajar. Setelah kejadian longsor tersebut, pekerja pun masih melakukan aktivitas seperti biasanya, yakni melakukan penambangan.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.