SUARA CIREBON – Songkok atau peci yang dikenakan warga di Kompleks Pesantren Al Zaytun berbeda dengan peci umumnya yang dikenal sebagai peci khas Indonesia.
Peci Al Zaytun modelnya khas. Berbeda dengan peci yang biasa dipakai oleh oran Indonesia umumnya.
Peci Al Zaytun seperti yang selalu digunakan oleh pimpinannya, Panji Gumilang yang oleh warga pesantren tersebut dipanggil dengan Syekh.
Songkok atau peci Al Zaytun bentuknya lebih tinggi dan lebar. Dan kekhasan atau keunikannya, di kedua ujungnya ada lekukan kecil.
Lihat saja yang sering dipakai oleh Panji Gumilang. Berbeda dengan umumnya yang dipakai misalnya oleh para pejabat Indonesia dalam momen-momen kenegaraan.
Jika yang menjadikan peci sebagai topi khas Indonesia adalah Bung Karno, maka perhatikan peci yang dikenakan Presiden Pertama Republik Indonesia itu dengan yang dikenakan Panji Gumilang.
Peci yang dikenakan Bung Karno, atau para pejabat Indonesia, lebih pendek dan di kedua ujungnya rata atau siku.
Berbeda dengan yang dikenakan Panji Gumilang. Peci Al Zaytun lebih tinggi, dan di kedua ujung atasnya ada lekukan kecil seperti membentuk gelombang.
Peci khas ini disebut sebagai songkok nasional Al Zaytun. Ini selalu dipakai oleh para pimpinan pondok pesantren terbesar di Asia Tenggara itu pada acara-acara formal mereka.
Misalnya pada saat pelaksanaan Shoat Ied, baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Juga pada saat perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharam.
Syekh Panji Gumilang, jarang sekali tampil ke publik tanpa mengenakan peci khas da unik yang menjadi icon dan identitas Al Zaytun.
Pesantren termegah, termewah dan termodern di Asia Tenggara yang terletak di Desa Mekarjati, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, selalu memiliki kekhasan, dan diantaranya adalah peci atau songkok.
Peci atau songkok nasional Al Zaytun juga telah lama diperjualbelikan. Jika semula untuk para tamu atau walisantri yang datang, kini bisa diperoleh lewat online shop.
Di toko online seperti bukalapak misalnya, peci atau songkok nasional Al Zaytun dijual per biji seharga Rp.250.000.
Dipack dalam kardus dengan merk Al Zaytun lengkap dengan logo khas berupa lingkaran dengan warna merah putih di dalamnya.
Peci atau songkok nasional Al Zaytun, bahkan bila ditekuk, bagian tengahnya muncul atau naik ke atas membentuk seperti garis lengkungan.
Sedikit gothak gathik gathuk, jika peci atau songkok nasional Al Xaytun ditekuk, bentuknya mirip sebuah kapal laut.
Persis seperti desain kapal yang tengah dibuat Panji Gumilang di galangan kapalnya di Kandanghaur, Indramayu.
Desainnya mirip kapal Nabi Nuh atau Bahtera Nuh. Bagian depan lebih tinggi, lantas di tengahnya berupa lekukan.***