SUARA CIREBON – Peredaran rokok ilegal di Kabupaten Cirebon sudah mengkhawatirkan. Pasalnya, jumlah rokok ilegal yang berhasil diamankan dari hasil razia aparat penegak hukum mencapai belasan juta batang rokok ilegal dalam enam bulan.
Kasi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan Bea Cukai Cirebon, Mei Hari menyampaikan, hingga 22 Juni atau pada semester pertama 2023 Bea Cukai telah mengamankan sekitar 13 juta batang rokok ilegal.
Menurut Mei Hari, jumlah tersebut sebenarnya sudah sangat mengkhawatirkan, karena tahun sebelumnya rokok ilegal yang terkumpul hanya 11 juta batang.
“Jumlah ini sebenarnya cukup mengkhawatirkan, karena tahun lalu selama satu tahun berhasil mengumpulkan 11 juta batang. Tahun ini masih kurang dari 6 bulan sudah 13 juta batang,” ujar Mei Hari pada Senin, 26 Juni 2023.
Menurutnya, kondisi tersebut menjadi tantangan pihaknya dan sejumlah pihak terkait dalam mengendalikan peredaran rokok ilegal di daerah.
Ia mengakui, disvaritas harga antara rokok legal dan ilegal semakin tinggi akibat tarif cukai yang dinaikkan setiap tahun.
“Tapi sebenarnya masih ada rokok legal yang harganya murah, pabriknya di Kabupaten Cirebon,” kata Mei Hari.
Ia menegaskan, keberadaan rokok ilegal tidak hanya merugikan masyarakat, tapi secara perekonomian pungutan cukai yang seharusnya masuk kas negara yang akan digunakan untuk pembiayaan APBN otomatis tidak masuk.
Hal tersebut, jelas akan menghambat perekonomian negara. Kemudian dari segi kesehatan, rokok ilegal juga tidak bisa dijamin.
“Kalau beli rokok ada cukainya, jika tiba-tiba terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kita masih bisa menuntut, pabriknya jelas. Tapi kalau yang ilegal, biasanya pabriknya tidak diketahui, jadi kalau ada apa-apa susah,” terangnya.
Karenanya, ia pun mengapresiasi kegiatan sosialisasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) melalui pagelaran wayang kulit yang digelar Pemkab Cirebon di Alun-alun Jagapua, Kecamatan Gegesik.
Menurut Mei Hari, sosialisasi melalui seni tersebut dinilai sangat efektif dan baru pertamakali digelar di wilayah Ciayumajakuning. Ia meyakini, sosialisasi melalui seni dan budaya bakal ditiru oleh daerah lain.
“Jadi tidak hanya sosialisasi dalam bentuk kelas dan penyuluhan tapi dalam bentuk kesenian seperti ini sangat efektif,” ujar Mei Hari.
Bupati Cirebon, H Imron, MAg juga mengapresiasi jajaran panitia penyelenggara yakni Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda Kabupaten Cirebon dan pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan sosialisasi DBHCHT melalui seni wayang kulit.
Melalui kegiatan tersebut, Imron berharap ada keikutsertaan masyarakat dalam mengawasi dan mendukung tertib cukai.
Sehingga dapat membantu upaya pemerintah dalam mencegah peredaran rokok ilegal melalui pemberian pengetahuan dan wawasan tentang ciri-ciri rokok ilegal yang dikemas dalam pagelaran wayang kulit ini.
“Penyampaian informasi melalui kesenian daerah diharapkan lebih menarik dan tersampaikan, serta dapat meningkatkan rasa cinta dalam melestarikan kesenian daerah,” ujar Imron.
Menurut Imron, hasil cukai rokok yang dibeli masyarakat bakal kembali kepada masyarakat. Dengan membeli rokok legal atau rokok terdapat pita cukai, maka secara tidak langsung masyarakat turut berperan dalam berbagai pembangunan daerah.
“Jadi pembangunan daerah ini sebenarnya dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Kita juga yang akan merasakan hasil pembangunannya,” kata Imron.
Asisten Perekonomian dan SDA, Setda Kabupaten Cirebon, Hafidz Iswahyudi menyampaikan, tujuan dari sosialisasi melalui pagelaran wayang kulit adalah untuk memberikan pengetahuan yang cukup kepada masyarakat tentang bahaya dan dampak negatif rokok ilegal.
Selain itu, juga memberikan pengetahun tentang ciri-ciri serta langkah-langkah yang perlu dilakukan apabila menemukan peredaran barang kena cukai ilegal atau rokok ilegal.
“Kemudian, untuk melaksanakan pemantauan dan evaluasi terhadap peredaran barang kena cukai ilegal di Kabupaten Cirebon,” kata Hafidz Iswahyudi.
Masyarakat di Kecamatan Gegesik dan sekitarnya tampak antusias menyaksikan pagelaran wayang kulit dengan judul “Pandawa Membangun Negara” yang dibawakan dalang Ki Suyono itu.***