SUARA CIREBON – Aryanto Misel, warga Desa/Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, memang pantas mendapat julukan “Profesor Kampung”.
Ia kerap menemukan dan menciptakan berbagai peralatan yang hasilnya sangat luar biasa.
Salah satu alat ciptaan Aryanto yang sempat viral dan mendapat perhatian besar adalah Nikuba. Alat yang disebut bisa mengonversi air menjadi bahan bakar kendaraan bermotor melalui proses elektrolisis untuk memisahkan kandungan hidrogen (H2) dan oksigen (O2) dalam air (H2O).
Meski penemuannya itu dipandang sebelah mata oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), namun berkat kerja sama dengan Kodam III Siliwangi, Nikuba bisa digunakan di beberapa kendaraan dinas militer.
Tak hanya itu, Aryanto Misel belum lama ini, mendapat undangan kunjungan ke Italia. Di negara itu, Aryanto bertemu dengan perwakilan dari perusahaan yang membuat peralatan elektronik untuk mobil Ferrari, Lamborghini dan lainnya.
Profesor Kampung itu mengaku diminta oleh perusahaan yang membuat peralatan elektronik untuk mobil-mobil mewah tersebut, melakukan transfer teknologi khususnya Nikuba.
Namun, selama 17 hari kunjungannya di Italia, Aryanto mengaku hasilnya tidak sesuai ekspektasinya. Hal ini lantaran pihak perusahaan yang mengajak bekerja sama dinilai kurang menghargai hasil penemuannya tersebut.
“Mereka hanya ingin ilmunya, tapi tidak memberikan kompensasi,” kata Aryanto kepada Suara Cirebon, Jumat, 7 Juli 2023.
Padahal, imbuh Aryanto, sebelum berangkat ke Italia, dirinya sempat dijanjikan bakal diberi kompensasi jika membuka formula senyawa kimia dalam Nikuba.
Di hadapan perwakilan sejumlah perusahaan otomotif ternama itu, dirinya diminta membuka formula Nikuba.
Namun ia merasa keberatan dan hanya memberikan ilmu sekitar 30-40 persen rahasia Nikuba. Itupun tidak menggunakan alatnya melainkan prototipe Nikuba yang dibeli dari Rumania.
“Makanya saya sengaja tidak membawa prototipe Nikuba, karena khawatir justru dimanfaatkan oleh negara asing dan mengambil hasil penemuan saya tanpa ada kompensasi,” ujarnya.
Menurut Aryanto, rencananya perwakilan perusahaan dari Italia itu akan datang ke Indonesia pada Agustus 2023 mendatang, untuk memulai kerja sama.
“Saya ingin kompensasi itu bisa diterima sebelum kerja sama dimulai,” tegasnya
Aryanto, mengaku saat ini sudah lelah jika harus di undang ke berbagai tempat oleh pihak manapun. Ia menegaskan, hanya akan memberikan ilmunya jika terdapat perusahaan yang berani membeli karyanya senilai Rp15 miliar.
Jumlah tersebut, menurut dia, sesuai dengan hasil riset yang dilakukan selama lima tahun.
“Kalau emang ada yang mau siapa pun itu, saya berikan hasil karya saya itu,” pungkasnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.