SUARA CIREBON – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon mencatat kasus sifilis atau raja singa sepanjang 2023 ini mencapai 83 orang.
Berdasarkan data yang ada, dari 83 kasus tersebut, sebanyak 20 kasus menimpa kelompok risiko lelaki seks lelaki (LSL), 8 wanita pekerja seksual (WPS), 7 waria, dan 46 dari kelompok risiko lainnya.
Kepala Dinkes Kabupaten Cirebon, dr Hj Neneng Hasanah menyebutkan, sepanjang 2022 kemarin pihaknya mencatat kejadian infeksi menular seksual (IMS) itu menimpa kepada 120 orang.
Sesuai data yang dimiliki Dinkes, angka tertinggi kasus tersebut disumbang oleh ibu hamil dengan 16 kasus, disusul pasangan lelaki seks lelaki (LSL) sebanyak 13 kasus.
Selanjutnya, disumbang oleh pasangan dengan risiko tinggi sebanyak 9 kasus, wanita penjaja seks (WPS) 5 kasus, waria 2 kasus dan lain-lain sebanyak 112 kasus.
“Kalau tahun lalu didominasi oleh ibu hamil, sekarang dominasi LSL,” kata Neneng, Senin (10/7/2023).
Menurutnya, terjadi penambahan per bulan April 2023 sebanyak 41 kasus, sehingga sepanjang tahun 2023 jumlahnya mencapai 83 kasus sifilis.
Ia mengatakan, penyakit sifilis atau penyakit rajasinga adalah penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri spiroset treponema pallidum sub-spesies pallidum.
Penyakit ini dimulai sebagai luka yang tidak nyeri dan biasanya terjadi pada alat kelamin, rektum atau mulut.
Kondisi ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak kulit atau selaput lendir dari luka tersebut.
Setelah infeksi awal, bakteri sifilis dapat tidak aktif di dalam tubuh selama beberapa dekade sebelum menjadi aktif kembali. Jika didiagnosis dengan cepat, penyakit ini dapat disembuhkan dengan pemberian antibiotik.
Tanpa pengobatan, penyakit yang juga dikenal dengan sebutan penyakit rajasinga ini dapat merusak jantung, otak atau organ lain, dan dapat mengancam jiwa.
“Penyakit ini dapat diobati dengan rutin mengonsumsi antibiotik selama kurun waktu 14 hari,” pungkasnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Provinsi Jawa Barat menduduki urutan kedua nasional dengan 3.186 kasus sifilis disusul DKI Jakarta 1.897 kasus sepanjang 2022. Posisi puncak dipegang oleh Papua dengan 3.864 kasus.
Tidak hanya Provinsi Papua, Jawa Barat dan DKI Jakarta, Kemenkes juga menyebutkan peringkat keempat ada Papua Barat dengan 1.816 kasus positif sifilis.
Sedangkan Provinsi Bali tercatat memiliki 1.300 kasus sifilis, Banten 1.145 kasus, Jawa Timur sebanyak 1.003 kasus sifilis ditemukan, dan Sumatera Utara ada 770 kasus sifilis.
Diketahui, sifilis di Indonesia meningkat tajam dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, yakni dari tahun 2016 sampai 2022 dengan angka nyaris 21.000. Dari 12.000 kasus menjadi rata-rata penambahan kasus setiap tahunnya mencapai 17.000 hingga 20.000 kasus.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Imran Pambudi mengatakan, jumlah pasien sifilis pada tahun 2022 yang ditemukan sebanyak 20.783 orang. Data ini dihimpun sampai per 10 Mei 2022.
Adapun penyakit yang dipicu oleh bakteri treponema pallidum ini muncul dari imbas perilaku seksual tidak normal, seperti seks oral dan anal.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.