SUARA CIREBON – Jumlah hewan ternak sapi yang masih terpapar lumpy skin disease (LSD) atau penyakit lato-lato di Kabupaten Cirebon, sebanyak 157 ekor.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, Lis Nuraeni mengatakan, jumlah 157 ekor sapi tersebut, menunjukkan hewan yang terinfeksi LSD masih tinggi.
Menurut Lis Nuraeni, angka sebanyak 157 ekor sapi yang terjangkit itu berdasarkan data hingga Kamis, 13 Juli 2023.
Secara total, lanjut Lis, sepanjang tahun 2023, jumlah kasus LSD menembus angka 469. Dari jumlah tersebut, 301 ekor berhasil sembuh, 2 ekor mati, dan 8 ekor lainnya harus dipotong paksa.
“Kasus LSD ini terjadi sejak akhir 2022. Masyarakat jangan panik karena sapi yang terkena LSD, dagingnya layak untuk dikonsumsi,” kata Lis, Selasa, 18 Juli 2023.
Saat ini, Distan Kabupaten Cirebon masih menunggu vaksin LSD dari Pemprov Jabar. Menurut Lis, kebutuhan Kabupaten Cirebon terhadap proteksi tersebut sebanyak 5.000 ekor. Sementara, jumlah hewan yang sudah mendapatkan vaksin baru 340 ekor.
Selain itu, pemerintah juga melakukan pengobatan hingga penyemprotan kandang sapi menggunakan cairan disinfektan.
“Sama dengan PMK, pencegahan penyakit juga harus di awali dari kandangnya dahulu,” katanya.
LSD merupakan penyakit yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) yang merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae.
Virus ini umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau. Belum ada laporan terkait kejadian LSD pada ruminansia lain seperti kambing dan domba.
Penularan LSD langsung melalui kontak dengan lesi kulit, namun virus LSD juga diekskresikan melalui darah, leleran hidung dan mata, air liur, semen dan susu. Penularannya pun terjadi secara intrauterine.
Secara tidak langsung, penularan ini terjadi melalui peralatan dan perlengkapan yang terkontaminasi virus LSD seperti pakaian kandang, peralatan kandang, dan jarum suntik.
LSD pertama dilaporkan pertama kali di Zambia, Afrika pada tahun 1929 dan terus menyebar di benua Afrika, Eropa, dan Asia. Pada 2019, LSD dilaporkan di China dan India lalu setahun setelahnya dilaporkan di Nepal, Myanmar dan Vietnam.
Pada tahun 2021, LSD telah dilaporkan di Thailand, Kamboja dan Malaysia. Sampai saat ini, penyakit ini mulai ditemukan di Indonesia.***