SUARA CIREBON – Puluhan hektare lahan persawahan Desa Suranenggala Kidul, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon mengalami kekeringan. Lahan sawah di area tersebut tampak retak-retak yang menandakan sudah lama tidak dialiri air.
Dari puluhan ribu hektare yang mengalami retak tersebut, seluas 2,5 hektare adalah sawah garapan Wahidin (40), pria asal Desa Lemahtamba, Kecamatan Panguragan. Lahan sawah yang digarap Wahidin merupakan tanah bengkok milik Desa Suranggala.
Menurut Wahidin, dari dua musim taman setiap tahunnya, tanaman padi di aeral itu tumbuh maksimal hanya pada musim hujan saja. Bila musim kemarau seperti saat ini, ia harus berjuang ekstra agar tanaman padinya itu bisa dipanen. Pasalnya, tanah sawah di lokasi tersebut terlalu tinggi dibandingkan dengan sawah sekitarnya, sehingga rawan terjadi kekeringan ketika kemarau.
“Untungnya ada sungai besar, jadi air bisa dari situ. Permasalahan yang sekarang diperparah oleh hama tikus yang sedang banyak-banyaknya. Banyak padi mati karena tikus,” kata dia.
Meskipun kondisi tanah sawahnya retak-retak, namun tanaman padinya belum mati. Sehingga, Wahidin meyakini tanaman padinya yang berusia 20 hari itu, masih bisa diselamatkan. Namun dengan catatan, ada air di sungai irigasinya.
“Di sini ada lebih dari 10 hektare yang kering. Tapi walaupun kering, masih bisa diselamatkan asalkan akar masih ada dan air bisa kita ambil dari sungai,” kata Wahidin.
Untuk mencegah agar padinya itu mati, Wahidin dan petani setempat pun kemudian membentuk tim. Mereka gotong royong untuk membuka saluran irigasi, dan membuat drainase menuju sawah, agar teraliri air.
“Kita optimis saja, mudah-mudahan bisa panen, meski nanti tidak maksimal hasilnya, kita tetap harus berusaha,” tegasnya.
Disinggung soal bantuan dari pemerintah, Wahidin mengaku tidak menerima bantuan bibit maupun obat-obatan. Hanya bantuan pupuk subsidi yang ia terima karena memang sudah ada jatah.
Di tempat lain, petani asal Kecamatan Panguragan, Sunarto mengaku sawahnya mengalami hal yang sama. Untungnya, sawahnya itu dekat dengan saluran irigasi sehingga saat sawah kering, bisa segera dialiri air.
“Kita harus sedot air pakai mesin pompa, kalau tidak begitu ya bisa-bisa kering tanahnya. Dan kalau tidak ada air, padi bisa mati,” ungkapnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.