SUARA CIREBON – Dampak El Nino mulai dirasakan masyarakat sejumlah desa di wilayah timur Kabupaten Cirebon. Salah satu desa yang mengalami dampak El Nino cukup parah yakni Desa Seuseupan, Kecamatan Karangwareng.
Di desa tersebut, sumur-sumur mengering sehingga warga sulit mendapat pasokan air bersih. Kondisi itu sudah dialami ribuan masyarakat Desa Seuseupan selama tiga bulan terakhir.
Salah seorang warga setempat, Asmi (49) mengaku, sulitnya mendapatkan air layak konsumsi telah dirasakan warga Seuseupan selama puluhan tahun, terlebih saat musim kemarau tiba. Pasalnya, hampir semua sumur milik warga sudah tidak ada airnya. Kalau pun ada, air yang keluar berasa asin (payau) dan berbau kurang sedap.
“Air bersih susah didapat, kalau pun ada juga rasanya asin,” ujar Asmi kepada Suara Cirebon, Selasa 29 Agustus 2023.
Saat musim kemarau seperti ini, ia dan warga lain harus berusaha payah mencari sumber air. Hal itu terpaksa dilakukan meski harus menempuh jarak yang lumayan jauh.
Menurutnya, untuk mendapatkan air, warga biasanya menggali di aliran sungai yang sudah mulai kering untuk menampung resapan air.
“Biasanya pinggiran sungai yang mengering digali agar terjadi resapan. Air resapannya itu nanti diambil untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Upaya lain, menurut Asmi, dari sumur warga yang masih cukup layak dikonsumsi.
“Di Seuseupan ini, paling ada satu sumur yang airnya tidak berasa asin, dan itu pun warga harus antre untuk mendapatkannya,” ungkapannya.
Senada, Taryumi warga RT 07 desa setempat mengatakan, sumur di rumahnya sudah tidak mengeluarkan air dan mengering.
“Kalau pun ada (air, red) harus menunggu lama, belum lagi air sumurnya berasa asin dan berbau. Kami susah untuk mendapatkan air bersih, kalau mau juga harus menempuh jarak jauh ke sumur warga atau mencari sumber air,” kata Taryumi.
Dirinya berharap, Pemerintah Kabupaten Cirebon untuk membantu kesulitan warga melalui program pengadaan sarana air bersih layak konsumsi bagi masyarakat Seuseupan.
“Kalau sekadar bantuan air bersih, itu hanya untuk sementara. Kami ingin adanya bantuan yang sifatnya untuk jangka panjang,” harapnya.
Terpisah, Kuwu Seuseupan, Sukia, membenarkan sebagian masyarakat desanya mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
“Khususnya warga kami yang berada di Dusun 2 yang paling terdampak. Sudah puluhan tahun warga di sini sulit mendapatkan air bersih layak konsumsi. Kalaupun ada airnya berasa payau,” ujar Sukia.
Dalam menanggulangi kesulitan yang dirasakan warga, pihaknya telah berupaya untuk mendapatkan program bantuan ke berbagai instansi terkait. Namun, hingga saat ini belum ada realisasi bantuan program pengadaan air bersih seperti Pamsimas maupun program lainnya.
“Kalau sekadar bantuan air bersih, itu solusi sesaat, bukan solusi jangka panjang,” tegasnya
Ia menjelaskan, ada bantuan sumur dari pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, namun hingga kini belum dapat difungsikan dan dimanfaatkan olah masyarakat.
Hal itu dikarenakan, belum adanya serah terima pemanfaatan oleh BBWS ke pihak desa. Padahal sempat dilakukan peninjauan dan dipastikan sumber air ada dan layak.
“Karena belum ada serah terima, kami tidak bisa menggunakan sarana tersebut. Kalau sudah, kami mungkin akan melakukan program pipanisasi ke rumah-rumah warga,” pungkasnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.