SUARA CIREBON – Mencuatnya kasus perundungan (bullying) yang menimpa siswa salah satu SMP di Kecamatan Weru, mendapat perhatian dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Cirebon.
Ketua KPAID Kabupaten Cirebon, Fifi Sofiah mendatangi rumah anak korban perundungan untuk memberikan dukungan sekaligus mengetahui kejadian sebenarnya.
“Kami ingin tahu kejadian sebenarnya seperti apa, karena katanya perundungan itu terjadi di dalam lingkungan sekolah,” kata Fifi saat bertemu orang tua korban di rumahnya, Kamis, 31 Agustus 2023.
Ia menyebut ada tanggung jawab dari pihak sekolah untuk memantau anak didiknya selama jam pelajaran berlangsung.
“Tadi ibu dari korban perundungan sudah menjelaskan sedikit kejadiannya,” ujarnya.
Pihaknya akan berkordinasi dengan pihak sekolah dan keluarga pelaku, karena baik korban maupun pelaku masih di bawah umur.
“Untuk penguatan mental tadi saya sudah minta pihak keluarga untuk tidak mengajak korban komunikasi tentang permasalahan yang sudah terjadi, namun harus selalu diberikan support supaya tidak mengingat kembali kejadian seperti itu,” tuturnya.
Dirinya melihat, korban masih butuh penanganan medis. Hal itu untuk menghindari adanya masalah kesehatan pada korban di kemudian hari.
“Menurut ibunya, korban masih mengalami sedikit sesak nafas. Makanya nanti perlu dirontgen dan barangkali juga ada gejala yang lainnya, tetapi mudah-mudahan tidak ada gejala lainnya,” kata Fifi.
Diberitakan sebelumnya, Belum lama ini, salah seorang siswa SMP DM di Kecamatan Weru, RZ (14) melaporkan telah menjadi korban tindak perundungan.
Korban mengaku menjadi korban perundungan yang dilakukan kakak kelasnya sendiri, FB (15). Akibat peristiwa itu, RZ menderita luka di bagian bibirnya.
Keluarga korban yang tidak terima dengan adanya aksi perundungan tersebut, mendatangi sekolah dengan didampingi unsur pemerintah desa, Rabu, 30 Agustus 2023.
Paman korban, Rifky Fauzi mengaku sangat menyayangkan adanya perundungan yang terjadi di dalam lingkungan sekolah yang terjadi pada keponakannya.
“Menurut dari keponakan saya, si pelaku FB ini sering meminta uang kepada keponakan saya. Karena tidak diberi akhirnya keponakan saya mengalami kekerasan sehingga terluka pada bibirnya,” kata Rifky.
Ia mempertanyakan pola pengawasan yang dilakukan sekolah kepada anak-anak didiknya. Pasalnya, aksi kekerasan dan perundungan yang dialami keponakannya justru terjadi di dalam lingkungan sekolah.
“Dengan adanya kejadian ini kami dari pihak keluarga sangat menyayangkan lingkup sekolah yang seharusnya bisa lebih mengawasi anak muridnya, kok bisa kejadian,” ujarnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.