SUARA CIREBON – Sebanyak 550 mahasiswa IAIN Cirebon menjalani prosesi wisuda di hari ketiga, Kamis, 26 Oktober 2023.
Mereka diwisuda dalam Sidang Senat Terbuka XXVII Wisuda Sarjana, Magister dan Doktor bertempat di salah satu hotel di wilayah Kedawung, Cirebon.
Wisuda kali ini menjadi yang terbesar yang pernah diselenggarakan IAIN Cirebon. Bahkan, prosesinya harus dilangsungkan selama 3 hari, Selasa sampai Kamis, 24-26 Oktober 2023.
Pasalnya, di wilayah Cirebon belum ada tempat yang cukup untuk menampung seluruh peserta wisuda IAIN Cirebon tersebut dalam satu kegiatan sekaligus.
Wisuda IAIN Cirebon ini diikuti 1667 wisudawan. Untuk hari pertama, Selasa, 24 Oktober 2023 diikuti 560 wisudawan. Hari kedua, Rabu, 25 Oktober 2023 diikuti 557 wisudawan, dan hari ketiga diikut 550 wisudawan.
Dalam kesempatan ini, Rektor IAIN Cirebon, Prof Dr H Aan Jaelani MAg mengungkap progres transformasi kampus setempat yang tidak lama lagi menjadi Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon (UINSSC).
Menurut Prof Aan, saat ini perguruan tinggi berkompetisi untuk melakukan transformasi digital secara menyeluruh agar semakin tangguh bersaing di kancah global.
“Digitalisasi itu akan lebih efektif jika para pemimpin kampus juga memiliki literasi digital yang mumpuni. Digitalisasi saat ini sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi karena merupakan kehendak zaman,” katanya.
Bahkan, imbuh Prof Aan, digitalisasi juga melahirkan banyak kemudahan, seperti terhadap layanan kepada mahasiswa, dosen dan publik. Untuk itu, transformasi harus dimulai dari para pemimpin kampus yang terliterasi digital.
“Ini memang butuh proses. Tapi transformasi ini harus dilakukan karena akan lebih siap bersaing di kancah internasional,” ujarnya.
Sementara, Direktur Pascasarjana IAIN Cirebon, Prof Dr H Suteja MAg menjelaskan, baru 6 bulan menjabat sebagai direktur, dirinya telah melahirkan sebanyak 56 doktor dan 45 magister.
“Ini berkat sinergitas para pimpinan di IAIN Cirebon. Untuk mendorong mahasiswa di pascasarjana dapat menyelesaikan kuliahnya ini perlu treatment khusus, karena selain kuliah, mereka juga kan kerja, ada yang jadi guru dan lain sebagainya,” kata Prof Suteja.
Selain itu, pihaknya juga siap menyambut terwujudnya transformasi IAIN Cirebon menjadi UINSSC yang diharapkan tidak lama lagi bakal terwujud.
Bahkan, kata Prof Suteja, Pascasarjana IAIN Cirebon telah menerapkan kegiatan perkuliahan maupun pelayanan berbasis digital.
“Ini sudah saya inisiasi sejak awal saya dilantik menjadi Direktur Pascasarjana IAIN Cirebon pada Mei 2023 kemarin untuk menghidup kembali web, e-library, dan e-jurnal,” katanya.
Prof Suteja menegaskan, proses pembalajaran di Pascasarjana IAIN Cirebon sudah mengarah ke merdeka belajar kampus merdeka (MBKM), terutama di jenjang S3 yang telah menerapkan perkuliahan secara daring maupun luring.
“Kami di Pascasarjana IAIN Cirebon sudah terbiasa dengan kultur siber. Kami sudah sangat siap menjadi UINSSC,” tegasnya.
Dekan Fakuktas Dakwah dan Komunikasi Islam (FDKI) IAIN CIrebon, Dr Siti Fatimah MHum mengungkapkan, terkai wisuda pihaknya terus memperhatikan mahasiswanya agar dapat menyelesaikan perkuliahannya secepat mungkin.
“Kami terus memantau mahasiswa kami sejak mereka di tingkat 3 untuk dapat segera menyelesaikan perkuliahan. Bahkan kita dorong mereka agar jangan sampai 4 tahun, tetapi 3,5 tahun diharapkan mereka dapat wisuda,” katanya.
Kendati demikian, Fatimah menegaskan, pihaknya pun begitu serius memperhatikan kualitas lulusan tersebut dengan menggelar workshop dan lain sebaganya agar ketika mereka lulus nanti dapat terjun dan berkiprah di masyarakat.
Sementara terkait transformasi IAIN Cirebon menjadi UINSSC, pihaknya pun mengaku telah sangat siap. Bahkan dalam menyambut UINSSC ini, FDKI IAIN Cirebon telah menyiapkan sejumlah infrastruknya dan pembekalan kepada tenaga pendidik dan kependidikan di fakultas setempat, termasuk para mahasiswanya.
“Jadi itu harus satu pikiran, karena dalam satu komponen gak satu pikiran itu gak bisa. Kita sudah sangat siap menyambut UINSSC,” pungkasnya. (Arif/Adv)