SUARA CIREBON – Penyidik Kejaksaan Agung (Kejakgung) mresmi menetapkan pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Achsanul Qosasi sebagai tersangka dalam penyidikan kasus korupsi proyek Menara BTS 4G BAKTI di Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemen Kominfo).
Setelah ditetapkan tersangka, penyidik Kejakgung langsung mengenakan rompi warna pink dan menahan Achsanul Qosasi ke Rutan Salemba dalam rangkaian penyidikan kasus korupsi proyek Menara BTS 4G BAKTI.
Penetapan tersangka Achsanul Qosasi (AQ) cukup megejutkan, mengingat posisinya sebagai pejabat BPK, lembaga pengawas keuangan yang harusnya menjadi benteng untuk mencegah penyalahgunaan keuangan negara melalui proyek-proyek pemerintah.
Dalam rangkaian penyidikan kasus korupsi proyek menara BTS 4G BAKTI, Achsanul Qosasi merupakan tersangka ke 16 pada kasus yang menjadikan mantan Menkominfo Johny G Plate sebagai tersangka utama.
Dalam penjelasan penyidik Kejakgung, pejabat BPK, Achsanul Qosasi diduga menerima aliran dana korupsi proyek menara BTS 4G BAKTI senilai Rp.40 miliar pada bulan Juli 2022 di sebuah tempat di Jakarta.
“Kami memiliki bukti dan pengakuan tersangka lain untuk menetapkan AQ sebagai tersangka,” tutur Direktur JAMPIDSUS, Kuntadi.
Achsanul Qosasi sebenarnya bukan sosok asing di mata masyarakat Indonesia. Namanya cukup populer ketika masih menjadi anggota DPR RI sebelum menjadi pejabat di BPK.
Sebelum menjadi anggota BPK, Achsanul Qosasi merupakan anggota Komisi XI yang membidangi keuangan di DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat.
Bahkan Achsanul Qasasi pernah menjadi anggota pansus kasus bailout Bank Century mewakili Partai Demokrat yang ketika itu menjadi partai pemerintah di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sebelum menjadi anggota BPK, Achsanul Qosasi dikenal sebagai politisi Partai Demokrat yang cukup populer.
Selain di politik dan keuangan, Achsanul Qosasi juga aktif di bidang olahraga, terutama sepakbola.
Achsanul Qosasi bahkan pernah mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI setelah era Nurdin Halid, namun gagal.
Aktifnya di sepakbola ditunjukan dengan menjadi salah satu petinggi di manajemen tim sepakbola Liga 1 Tanah Air, Madura United.
Achsanul Qosasi kelahiran Sumenep, Madura pada 1 Januari 1966. Menamatkan SMA di Jakarta, lalu melanjutkan kuliah S1 di Fakultas Ekonomi, Universitas POancasila.
Selain politik, keuangan dan olahraga, Achsanul Qosasi juga menekuni bidang pertanian. Bahkan meraih gelar master (S2) di bidang pertanian di Jose Rizal Universityu di Manila, Filipina.
Nama Achsanul Qosasi mulai jarang terdengar ketika bapak satu anak ini menjadi anggota BPK sejak tahun 2012.***