Oleh : Jesi Ratnasari
Guru TK Al Washliyah, Kelurahan Tukmudal, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon
PAUD atau Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang ditujukan bagi anak-anak usia dini. Di Indonesia, PAUD ditujukan untuk anak usia 0 hingga usia 6 tahun. Pendidikan anak usia dini ini bertujuan untuk mengembangkan potensi anak usia dini agar berkembang secara wajar.
Oleh karena itu, pendidik dituntut mampu dan mau memberikan berbagai rangsangan sesuai dengan potensi kecerdasan anak. Rangsangan didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anak memiliki berbagai kecerdasan yang perkembangannya mensyaratkan stimulasi atau rangsangan yang sesuai.
Ada sebuah pendapat yang menyatakan bahwa semua anak cerdas dan bahwa anak memiliki cara yang tidak selalu sama untuk menjadi cerdas merupakan dasar dari teori multiple intelligences dan diartikan sebagai kecerdasan majemuk.
Menurut Gardner (2010:1.12) kecerdasan dalam multiple intelligences meliputi kecerdasan verbal-linguistik (cerdas kata), kecerdasan logis-matematis (cerdas angka), kecerdasan visual spasial (cerdas gambar-warna), kecerdasan musical (cerdas music-lagu), kecerdasan kinestetik (cerdas gerak), kecerdasan interpersonal (cerdas sosial), kecerdasan intrapersonal (cerdas diri), kecerdasan naturalis (cerdas alam), kecerdasan eksistensial (cerdas hakikat).
Mengingat pentingnya kemampuan merangsang dan mengembangkan kecerdasan anak, oleh karena itu pendidik perlu memberikan stimulus yang tepat sesuai dengan masing-masing kecerdasaannya agar kemampuan masing-masing kecerdasan anak tersebut dapat meningkat dengan sangat baik, seperti kecerdasan logis-matematis.
Kecerdasan logis matematis ini biasanya berkaitan dengan angka dan segala implikasinya. Perlu diketahui bahwa kemampuan logis-matematis (cerdas angka) sangatlah penting, karena berpengaruh pada aspek perkembangan lainnya.
Keadaan ini sesuai dengan penelitian Nurhayati (2020) yang mengatakan bahwa salah satu kecerdasan yang harus distimulasi yaitu kecerdasan logika-matematika karena kecerdasan ini penting untuk diajarkan pada anak khususnya anak usia dini, yang mana pada fase ini perkembangan otak mengalami kemajuan yang cepat.
May Lwin, dkk (2008:43) menyatakan bahwa anak-anak yang cerdas secara matematis memiliki ketertarikan pada bilangan dan pola sejak usia yang sangat muda, selain itu mereka menikmati kegiatan berhitung dan dapat dengan cepat belajar penjumlahan, konsep bilangan, pengenalan bilangan, pengurangan dan lain sebagainya.
Menurut Santrock (2007: 216-217) permainan adalah aktivitas menyenangkan yang dilakukan untuk bersenang-senang. Menurut Koesdyantho (2016) menerangkan bahwa bowling merupakan suatu jenis olahraga atau permainan yang dimainkan dengan cara menggelindingkan bola dengan menggunakan tangan. Dapat disimpulkan bahwa permainan bowling angka dapat menstimulus anak-anak dalam mengenal bilangan dan permainan ini sangat menyenangkan bagi anak.
Untuk meningkatkan kecerdasaan logis-matematis dalam kemampuan mengenal konsep bilangan 1-10 diperlukan pembelajaran yang dapat merangsang kognitif anak dalam segi matematika atau bilangan secara optimal, salah satunya melalui permainan bowling angka dengan menggunakan alat dan media yang ada disekitar anak, seperti pemanfaatan media barang bekal (botol platik bekas air mineral).
Penerapan permainan bowling angka ini tentunya berbeda dengan kegiatan-kegiatan anak yang sering dilakukan, seperti penggunaan media kartu angka yang sudah sangat umum. Sedangkan permainan bowling angka ini, anak usia dini melakukannya dengan cara bermain dan pastinya sangat menyenangkan karena permainan ini sesuai dengan prinsip pendidikan anak usia dini, yaitu bermain seraya belajar dan belajar seraya bermain.
Alat dan bahan yang digunakan dalam membuat bowling angka tersebut, adalah botol plastik bekas air mineral yang sudah tidak ada plastik merknya, bola kecil, gambar lambang bilangan 1-10 yang sudah di print out, double tipe, gunting, lakban.
Cara membuat bowling angka, pertama siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan, gunting lambang angka atau bilangan 1-10 yang sudah di pola kotak-kotak. Setelah digunting, kemudian lembaran kotak angka tersebut diberi double tipe pada bagian belakangnya. Lalu, lembaran angka tersebut tempelkan pada botol plastik bekas air mineral. Setelah itu beri lakban pada tepi-tepi lembaran angka yang sudah menempel pada botol.
Implementasi alat peraga permainan bowling angka tersebut ternyata dapat meningkatkan kecerdasan logis-matematis dalam kemampuan mengenal konsep bilangan 1-10. Permainan tersebut sangat kreatif, inovatif, menarik dan menyenangkan untuk anak-anak serta dapat dijadikan sebagai modal dasar anak untuk di kehidupan selanjutnya.
Tidak ada salahnya apabila model pembelajaran ini dicoba pada aktivitas lain dengan bahan dan metode yang lainnya pula. Sehingga, diharapkan mampu menciptakan dan memberikan kegiatan pembelajaran yang selalu menarik dan menyenangkan untuk anak-anak.***