SUARA CIREBON – Banjir rob menerjang pesisir pantai utara (pantura) Kabupaten Indramayu pada dini hari di hari Natal, Senin 25 Desember 2023.
Ribuan rumah warga yang terletak persis di pesisir pantura terendam. Banjir rob yang menerjang Indramayu kali ini lebih besar, hingga air sampai melimpas melewati jalur utama pantura.
Tiga desa yang merupakan hunian padat penduduk, sebagian besar nelayan pantura Indramayu terendam akibat terjangan banjir rob dari Laut Jawa.
Banjir rob merendam ribuan rumah warga Desa Eretan Wetan, Eretan Kulon dan Kertawinangun di Kecamatan Kandanghaur di wilayah barat pantura Indramayu.
Tiga desa di Kandanghaur itu, memang lokasi pemukimannya langsung berbatasan dengan Laut Jawa. Bahkan di Eretan Kulon, antara pemukiman dengan Laut Jawa hanya dipisahkan oleh tembok benteng dan tanggul setinggi hampir dua meter.
Genangan akibat terjangan banjir rob dari Laut Jawa ke pesisir pantura Kandanghaur, Indramayu, dialami warga di Blok Condong, Pangpang 1, Pangpang 2, Prempu 1 dan Prempu 2 di Eretan Wetan.
Terjangan banjir rob mencapai lebih dari setengah meter. Banjir rob di Eretan Wetan parah karena lokasi pemukiman juga berdekatan dengan muara Sungai Cilalanang dan Laut Jawa.
“Banjir rob dengan leluasa menerjang pemukiman setelah masuk ke sungai lewat muara. Jarak pemukiman dengan muara dan Laut Jawa tak sampai dua ratus meter,” tutur H Edi Suhaedi, Kuwu Eretan Wetan.
Menurut penuturan warga, banjir rob mulai datang pada pukul 05.00 WIB, atau saat bertepatan suara adzan Subuh. Tak terhindarkan, air secara perlahan terus naik.
“Puncaknya pukul 08.00 WIB. Ketinggian ada yang sampai 50 centimeter lebih,” tutur Edi.
Praktis sejumlah blok di Eretan Wetan berubah menjadi seperti lautan. Banjir rob merendam rumah-rumah, jalan dan seluruh fasilitas umum di wilayah itu.
Bahkan genangan akibar banjir rob sampai juga ke wilayah Tempat Pelaangan Ikan (TPI) di dekat kantor KUD Mina Misaya Mina Eretan Wetan.
Menurut Edi, banjir bertepatan dengan Hari Natal ini dirasakan yang tertinggi. Genangan air mencepai lebih ari setengah meter.
Bahkan di beberapa tempat seperti di Eretan Kulon, terjangan banjir rob sampai menyeberangi jalur utama Pantura. Air laut merangsek sampai ke daerah di selatan jalur pantura arah Kandanghaur-Jakarta.
“Disini memang sudah menjadi langganan. Hanya saja, ini yang tertinggi karena air laut sampai menyeberangi jalur utama Pantura,” tutur Edi.
Sejauh ini, warga memilih tidak mengungsi. Bagi warga, terjangan banjir rob sudah hal biasa. Mereka menyadari karena rumahnya dekat Laut Jawa dan muara sungai.
“Cuma sekarang ini dirasakan lebih tinggi terjangan banjir robnya,” tutur Edi.
Edi mengaku sudah menyiapkan sejumlah tempat untuk warga yang ingin mengungsi. Diantaranya di Balai Desa yang relatif aman.
“Namun warga tidak mau mengungsi. Mereka memilih menunggu air turun,” tutur Edi.
Kekinian, memasuki pukul 10.00 WIB, secara perlahan air laut dari banjir rob mulai surut. Warga sendiri merasa tidak panik. Hanya saja heran dengan ketinggian yang tiap tahun terus meningkat.***