SUARA CIREBON – Bupati Cirebon, H Imron MAg sangat geram mendengar kabar ambruknya gapura tradisional Alun-alun Pataraksa Sumber. Bupati bahkan langsung melihat kondisi gapura pascaambruk, pada Selasa, 2 Januari 2024 malam.
Bupati Imron mengaku kecewa dengan pembangunan gapura yang dinilai tanpa mengutamakan kualitas karena dikerjakan asal-asalan. Hal itu ia ketahui dari isian gapura saat meninjau langsung pada Rabu, 3 Januari 2024 siang.
“Saya merasa kecewa karena pembangunan gapura (Alun-alun Pataraksa, red) tidak memenuhi kriteria, pembangunan kacau, saya lihat bangunannya sedikit semen, besinya kurang ,” ujar Imron.
Secara rinci Imron menerangkan, dari segi konstruksi, jumlah besi yang digunakan sebagai pondasi terbilang kurang. Kemudian, konstruksi bangunan sangat buruk karena hanya batu yang ditumpuk sebagai pondasi di dalam gapura, tanpa memperhatikan perbandingan semen yang digunakan.
“Tadi saya lihat besi yang jadi sloof sangat kurang, isian pondasi gapura juga cuma batu ditumpuk dan campuran semennya sedikit,” kata Imron.
Beruntung, kata Imron, ambruknya gapura tersebut terjadi pada malam hari. Karena jika ambruk pada siang hari, kemungkinan besar akan memakan korban karena pengunjung sedang ramai.
Karena itu, ia meminta agar kedua gapura yang ada di Alun-alun Pataraksa dibangun kembali dari awal dengan kualitas yang baik. Meskipun yang ambruk hanya satu, tapi ia meminta gapura dirobohkan semua kemudian dibangun lagi dari awal.
Dengan adanya kejadian tersebut, Imron menilai konsultan yang menjadi pengawas proyek kecolongan.
“Jangan main-main sama uang rakyat, jadinya begini. Saya minta semua tahapan proyek harus dilalui dengan baik,” tegasnya.
Bukan hanya itu, Imron juga meminta kepada dinas terkait agar kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut tidak digunakan lagi.
“Harusnya ada evaluasi dan pengawasan dari dinas terkait, kok bisa kecolongan seperti ini. Harusnya ada tahapan dan evaluasi yang harus dilakukan oleh dinas teknis terkait pembangunan ini. Jadi saya minta kepada dinas terkait untuk melakukan tindak lanjut, kalau bisa jangan dipakai lagi (kontraktor pelaksana, red),” tandasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon, Iwan Ridwan Hardiawan menyampaikan, pascaambruknya gapura tersebut pihaknya akan melakukan evaluasi total.
“Tentu akan ada evaluasi total, ini masih dalam masa pemeliharaan. Jadi penyedia jasa atau kontraktor harus bertanggung jawab,” kata Iwan.
Ia juga meminta kepada penyedia jasa untuk membangun kedua gapura tradisional Alun-alun Pataraksa tersebut dari awal lagi.
“Dulu RAB gapura tersebut dianggarkan Rp220 juta dengan ketinggial 8,7 meter dan lebar 6 meter,” terangnya.
Sementara itu, salah satu perwakilan kontraktor, Deni Krisnara mengatakan, analisa sementara penyebab ambruknya gapura tersebut diperkirakan akibat getaran gempa bumi yang terjadi di Sumedang.
“Kami perkirakan, ambruknya gapura akibat adanya gempa Sumedang yang berpengaruh pada ambruknya gapura,” ucap Deni.
Ia menerangkan, gempa bumi yang terjadi di Sumedang ditengarai membuat kondisi tanah yang sebelumnya berasal dari galian basement menjadi bergerak.
Kendati demikian, dugaan penyebab ambruknya gapura secara pasti masih harus dilakukan pendalaman lebih lanjut.
“Kami sudah sesuai spesifikasi, namun perlu pendalaman lebih lanjut mengenai penyebab pasti ambruknya gapura,” paparnya.
Saat ini, ia mengaku masih menunggu keputusan dari pihak konsultan dan dinas terkait mengenai perbaikan bangunan. Sebagai kontraktor, pihaknya akan bertanggung jawab penuh atas peristiwa tersebut.
“Kami akan bertanggung jawab penuh dan siap membangun kembali fasilitas (Alun-alun Pataraksa, red) yang rusak,” tandasnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.