SUARA CIREBON – Hasil analisa ambruknya gapura tradisional Alun-alun Pataraksa Sumber yang dilakukan pihak pelaksana, dimungkinkan akibat adanya pergerakan batu di dalam kolom.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Iwan Ridwan Hardiawan, Kamis, 4 Januari 2024.
Menurut Iwan, berdasarkan hasil rapat dengan pihak pelaksana, pergerakan batu dalam kolom tersebut membuat adanya daya desak terhadap bata.
Ia menerangkan, bergeraknya batu ini disinyalir karena aliran air masuk ke dalam kemudian menjadi jenuh dan menjadi daya dorong batu terhadap bata.
Secara teknis, kata Iwan, bangunan bentuk gapura seperti yang ada di Alun-alun Pataraksa itu, bangunan yang menjadi strukturnya adalah kolom. Kemudian, kolom tersebut bisa diisi dengan batu, benda semacam urugan dan benda-benda lainnya.
Kebetulan, kata Iwan, gapura Alun- alun tersebut diisi dengan batu-batu besar. Ketika air masuk dan ada rongga di dalamnya, maka batu-batu besar tersebut menjadi bergerak mendorong bata.
“Sebenarnya sudah sesuai dengan yang biasa dilakukan. Hanya yang diluar prediksi ini, ternyata batu ini karena ada rongga, ada air jadi bergerak mendorong bata,” ujar Iwan.
Kendati demikian, imbuh Iwan, PT Caesar selaku pelaksana akan bertanggungjawab membangun ulang gapura tersebut sesuai kesepakatan. Demikian pula PT Ganesa selaku pengawas, siap bertanggungjawab melakukan pengawasan dalam proses pembangunan ulang tanpa dibayar oleh Pemkab Cirebon.
Iwan menyebutkan, proses pembangunan ulang gapura tersebut akan memakan waktu selama dua bulan. “Karena ini akan dibangun dari awal, dibongkar total, maka waktunya dua bulan selesai,” paparnya.
Sebelumnya, salah satu perwakilan kontraktor, Deni Krisnara mengatakan, analisa sementara penyebab ambruknya gapura tersebut diperkirakan akibat getaran gempa bumi yang terjadi di Sumedang.
“Kami perkirakan, ambruknya gapura akibat adanya gempa Sumedang yang berpengaruh pada ambruknya gapura,” ucap Deni.
Ia menerangkan, gempa bumi yang terjadi di Sumedang ditengarai membuat kondisi tanah yang sebelumnya berasal dari galian basement menjadi bergerak.
Kendati demikian, dugaan penyebab ambruknya gapura secara pasti masih harus dilakukan pendalaman lebih lanjut.
“Kami sudah sesuai spesifikasi, namun perlu pendalaman lebih lanjut mengenai penyebab pasti ambruknya gapura,” paparnya.
Saat ini, ia mengaku masih menunggu keputusan dari pihak konsultan dan dinas terkait mengenai perbaikan bangunan. Sebagai kontraktor, pihaknya akan bertanggungjawab penuh atas peristiwa tersebut.
“Kami akan bertanggungjawab penuh dan siap membangun kembali fasilitas (Alun-alun Pataraksa, red) yang rusak,” ungkapnya.
Sementara, Bupati Cirebon, Drs H Imron MAg menilai, konsultan yang menjadi pengawas proyek pembangunan gapura Alun-alun Pataraksa kecolongan.
“Jangan main-main sama uang rakyat, jadinya begini. Saya minta semua tahapan proyek harus dilalui dengan baik,” tegasnya.
Bukan hanya itu, Imron juga meminta kepada dinas terkait agar kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut tidak digunakan lagi.
“Harusnya ada evaluasi dan pengawasan dari dinas terkait, kok bisa kecolongan seperti ini. Harusnya ada tahapan dan evaluasi yang harus dilakukan oleh dinas teknis terkait pembangunan ini. Jadi saya minta kepada dinas terkait untuk melakukan tindak lanjut, kalau bisa jangan dipakai lagi (kontraktor pelaksana, red),” tandasnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.