SUARA CIREBON – Gejolak petani akibat potensi terjadinya krisis kelangkaan pangan mengancam kondusifitas Kabupaten Indramayu di musim tanam rendeng 2024 ini.
Ancaman gejolak petani itu menyusul merosot drastisnys alokasi pupuk bersubsidi yang menjadi jatah kuota Indramayu selaku salah satu lumbung pangan terbesar Jawa Barat dan nasional.
Data di Dinas Pertanian yang diperoleh, Minggu, 7 Januari 2024, Indramayu hanya akan mendapatkan kuota alokasi pupuk bersubsidi setengah dari seluruh kebutuhan.
Berdasar Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), kebutuhan pupuk bersubsidi di Indramayu untuk tanam rendeng 2024 yang luas lahannya 135 ribu hekare, mencapai 77,9 ribu ton urea dan 77,6 ribu ton pupuk majemuk NPK.
Namun berdasar surat keputusan atau SK dari Kementrian Pertanian, Indramayu hanya memperoleh kuota setengahnya saja, yakni 41 ribu ton urea dan 22,7 ribu ton NPK.
Alokasi yang disiapkan pemerintah untuk kuota pupuk subsidi Indramayu, sangat jauh di bawah kebutuhan. Bahkan bila dibandingkan alokasi kuota tahun 2023 lalu yang mencapai 77 ribu ton urea.
Kepala Dinas Pertanian Indramayu, Sugeng Heryanto membenarkan alokasi kuaota pupuk subsidi untuk Indramayu yang hanya setengahnya dari kebutuhan.
“Kami kaget juga. Karena itu, kami berkirim surat ke kementrian pertanian meminta penambahan kuota pupuk,” tutur Sugeng.
Sugeng mengaku tidak bisa membayangkan jika alokasi kuota pupuk subsidi yang sesuai SK Kementan dipaksakan. Di Indramayu bakal terjadi krisis atau kelangkaan pupuk sangat parah.
“Dampaknya sangat serius. Bakal terjadi gejolak luar biasa bila pemerintah tidak menambah kuota alokasi pupuk bersubsidi untuk Indramayu,” tutur Sugeng.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Indramayu, H Sutatang mengungkapkan kalau petani di Indramayu sekarang ini sedang resah.
Sutatang mengaku tidak bisa memahami sikap pemerintah terkait kuota alokasi pupuk subsidi untuk Indramayu yang merosot dratis. Dari permintaan 77,9 ribu ton, hanya dialokasikan setengahnya, 41 ribu ton.
“Petani bingung. Sudah telat tanam, sekarang saat mau tanam, tiba-tiba alokasi pupuk subsidi merosot drastis. Bakal terjadi krisis kelangkaan pupuk parah di Indramayu,” tutur dia.
KTNA mendesak akan pemerintah meninjau ulang SK untuk kuota alokasi pupuk. Ia meminta pemerintah melihat prioritas berdasarkan potensi lahan.
“Kalaupun tidak bisa bertambah, setidaknya alokasi musim tanam rendeng 2024 ini sama dengan tahun sebelumnya di kisaran 77 ribu ton,” tutur Sutatang.***