SUARA CIREBON – Masyarakat tak lama lagi akan dapat menikmati film yang diangkat dari cerita rakyat Cirebon berjudul Ajian Kemat Jaran Goyang.
Film yang mengangkat kisah cinta dua anak manusia, Baridin dan Suratminah ini, akan segera tayang di bioskop seluruh Indonesia, dalam waktu dekat.
Kisah cinta, Baridin dan Ratminah (Suratminah) yang telah puluhan tahun lekat dengan masyarakat Cirebon, sarat dengan pesan positif bagi yang menontonnya.
Bupati Cirebon, H Imron, mengaku sangat mengapresiasikan ide pembuatan film Ajian Kemat Jaran Goyang tersebut. Pasalnya, film itu diangkat dari cerita rakyat yang ada di Cirebon.
“Saat ini generasi Z dab X banyak yang sudah tidak lagi mengenal akar budaya mereka sendiri. Terlebih, cerita-cerita rakyat yang pada masa lalu sangat dikenal,” kata Imron, di sela syuting film Ajian Kemat Jaran Goyang di Desa Dukupuntang, Selasa, 16 Januari 2024.
Ia mengapresiasi upaya mengangkat seni dan budaya lokal melalui film, agar lebih bisa diterima masyarakat luas, khususnya generasi melenial dan generasi X dan Z.
“Jangan sampai budaya-budaya luar menguasai budaya kita. Oleh karena itu kita ini harus bisa melestarikan seni dan budaya lokal,” tandasnya
Sementara itu, Kepala Bagian Protokol Komunikasi Pimpinan (Kabag Prokompim) Setda Kabupaten Cirebon, Faisal Amir mengatakan, film dengan tokoh sentral Baridin dan Suratminah itu, akan dibintangi sejumlah tokoh, di antaranya, Bupati Cirebon, H Imron.
Menurut Faisal, dalam film Ajian Kemat Jaran Goyang ini, Bupati Imron akan berperan sebagai kepala desa. Selain itu, lanjut Faisal, Wakil Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih juga turut bermain dalam film tersebut.
“Film tersebut diangkat berdasarkan aspirasi masyarakat, seniman dan budayawan Cirebon. Bahwa Cirebon memiliki cerita rakyat yang tidak kalah dengan Malin Kundang, Dayang Sumbi-Sangkuriang, kemudian dari luar negeri seperti kisah Romeo dan Juliet,” ujar Faisal, Selasa, 16 Januari 2024.
Faisal mengatakan, saat ini pihaknya merefresh kembali cerita Baridin dan Suratminah yang pernah ngetop di tahun 1972 itu, dalam bentuk film agar kaum generasi Z dan X mengenal seni budaya Cirebon.
Secara singkat Faisal menuturkan, film tersebut menceritakan kisah cinta yang berujung malapetaka.
“Kisah seorang pemuda miskin (Baridin, red) yang jatuh cinta kepada seorang gadis desa anak dari keluarga kaya dan cantik jelita (Suratminah, red), namun cintanya kandas karena ditolak bahkan dihina oleh gadis tersebut,” katanya.
Sehingga, lanjut Faisal, sang pemuda yang sakit hati melakukan balas dendam menggunakan ajian (ilmu pelet, red).
“Film Baridin dan Suratminah memiliki banyak pesan untuk masyarakat, salah satunya sebagai manusia seyogyanya harus saling menghargai dan menghormati tanpa melihat kasta, ras, suku, agama dan lainnya,” jelasnya.
Faisal menambahkan, proses syuting film ini ditargetkan selesai pada Januari dan masuk ke tahapan post production dan editing di bulan Februari hingga Maret.
“Insyaallah target film ini tayang bulan Mei di layar lebar,” tandasnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.