SUARA CIREBON – Petani Indramayu terancam terlambat pemupukan lantaran kesulitan menembus pupuk secara online gegara gaptek atau gagap teknologi.
Kesulitan tanam yang dialami petani Indramayu masih saja terjadi. Setelah kesulitan akibat musim yang membuat terlambat tanam, kini petani dihadapi kesulitan lain.
Petani di Indramayu mengaku kesulitan untuk menebus pupuk. Pasalnya, prosedur penebusan pupuk kini diganti dengan sistem online.
Hampir 95 persen petani di Indramayu merupakan gagap teknologi alias gaptek. Mereka kesulitan menebus pupuk dengan sistem online.
“Petani memang semua sekarang sudah pegang HP (Handphone), tapi hanya untuk nelefon dan chat aja. Untuk lain-lain ga paham,” tutur Ketua Kontak Nelayan Andalan (TKNA) Indramayu, H Sutatang, Senin 26 Februari 2024.
Sutatang mengungkapkan, kendala yang tengah dialami petani di Indramayu ialah cara melakukan penebusan pupuk dengan sistem baru secara online lewat aplikasi digital iPubers (Integrasi Pupuk Bersubsidi).
“Aplikasi ini saat disosialisasikan tujuannya untuk mempermudah petani nebus pupuk. Tapi pada kenyataannya, petani malah kesulitan,” tutur Sutatang.
Menurutnya, sistem sebelum iPubers justru lebih mudan dan simpel. Petani tidak kesulitan dan dinilai tidak berbelit-belit.
“Malah petani lebih enak sistem lama dengan aplikasi tPubers. Lebih simpel. Syaratnya cukup foto KTP dan bisa diwakilkan,” tutur Sutatang.
Berbeda dengan aplikasi digital iPubers. Tidak cukup foto KTP, petani harus datang sendiri karena tidak boleh diwakilkan.
“Yang lebih ribet lagi, petani harus tandatangan digital di HP. Tanda tangan di kertas aja kadang susah, ini harus di HP,” tutur dia.
Sutatang mengaku memperoleh banyak keluhan petani soal aplikasi iPubers. Transaksi untuk penebusan pupuk bersubsidi menjadi terhambat, dampak di lapangan, pemupukan akhirnya mundur.
“Kebayang lah, petani harus tandatangan elektronik di HP. Pemupukan di Indramayu terlambat hanya gara-gara iPubers,” tutur Sutatang.
Dijelaskan, memasuki akhir Februari 2024, luas cakupan tanam di Kabupaten Indramayu sudah mendekati 90.000 hektar dari target 130.000 hektare.
Sebagian besar sawah sudah mulai memasuki tahap pemupukan. KTNA meminta pemerintah kalau tidak merubahj ke aplikasi lama lewat sistem tPubers, setidaknya ada pendamping bagi petani agar bisa mengoperasikan aplikasi iPubers.
“Kasihan petani. Sebenarnya iPubers juga banyak yang belum paham. Yang satu belum paham, sudah ganti lagi sistemnya dan dirasakan lebih rumit,” tutur Sutatang.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.