SUARA CIREBON – Turunnya jumlah kuota pupuk subsidi dari pemerintah dikeluhkan sejumlah petani Cirebon, salah satunya para petani di Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon.
Selain pupuk subsidi, petani di kecamatan tersebut juga mengeluhkan ketersediaan air untuk tanaman padi mereka.
Salah seorang petani asal Desa Kedungbunder, Kecamatan Gempol, Yosep mengatakan, permasalahan yang dihadapi petani di wilayahnya ialah dua poin tersebut, yakni kekurangan air dan kuota pupuk subsidi yang dikurangi.
Menurut Yosep, pupuk subsidi dari pemerintah dirasakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang tanaman padi. Hal itu ditambah lagi dengan kondisi irigasi yang airnya tidak normal.
“Permasalahan air irigasi di Desa Kedungbunder tidak normal, pupuk subsidi juga dikurangi. Kami mohon kiranya pemerintah memberikan solusi agar pertanian lebih maju,” ujar Yosep, Rabu, 28 Februari 2024.
Ia mengatakan, pupuk bersubsidi jenis urea yang didapat petani di desanya untuk lahan seluas satu bau sebanyak 100 kilogram. Sedangkan untuk jenis phonska, hanya sebanyak 50 kilogram.
“Harusnya dibalik, kalau pupuk urea memang sudah ideal 100 kilogram tapi phonskanya harus lebih banyak, yaitu 300 kilogram. Kalau untuk luas lahan satu hektare, jumlah pupuk urea yang ideal adalah 150 kilogram dan phonska 350 kilogram,” paparnya.
Kepala Bidang (Kabid) Pertanian pada Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, Hj Nina mengatakan, ketersediaan air memang masih menjadi permasalahan bagi pertanian di Kabupaten Cirebon.
Ia menyebut, di beberapa tempat di wilayah Kabupaten Cirebon, air masih menjadi salah satu kendala yang dihadapi para petani. Menurut Nina, kondisi tersebut disebabkan karena faktor fenomena El Nino.
Karena itu, ia mengaku akan mendata masing-masing kelompok tani untuk mengetahui area pertanian yang kekurangan air. Pendataan memang harus dilakukan mengingat akan ada bantuan dari Kementerian Pertanian yang diberikan kepada kelompok tani.
“Kondisi sekarang ini kita menghadapi el nino, sehingga masa tanam menjadi mundur. Solusinya, kita akan mendata dimana area pertanian yang pengairannya kurang. Karena nanti ada bantuan pompa dan alat pertanian lainnya dari kementerian,” kata Nina.
Dengan adanya bantuan tersebut, ia berharap tidak ada masalah lagi dengan ketersediaan air. Sementara untuk pengurangan pupuk subsidi, menurut Nina, hal itu karena ada pengurangan pupuk subsidi dari pusat.
Nina menyampaikan, pupuk sendiri telah menjadi permasalahan dunia karena sudah banyak zat kimia yang masuk ke bumi hingga menyebabkan bumi tidak subur. Karena itu, Pemerintah menyarankan para petani agar menggunakan pupuk organik.
“Pupuk organik bisa melipatgandakan hasil panen, ini seperti yang dilakukan oleh pak Udin di Kecamatan Gempol, panennya berlipat ganda,” terangnya.
Di kesempatan yang sama, Wakil Bupati Cirebon, Hj. Wahyu Tjiptaningsih, mengakui, alokasi pupuk subsidi masih rendah untuk kebutuhan petani selama 2024. Hal tersebut diketahui dari angka yang diusulkan para petani dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
“Dari angka yang diusulkan dalam RDKK itu masih rendah, dan diperkirakan tidak akan mencukupi sampai dengan Desember 2024,” kata Ayu, sapaan akrabnya.
Ayu mengatakan, alokasi pupuk subsidi untuk Kabupaten Cirebon tahun 2024 ini sebanyak 24.127 ton. Dari alokasi pupuk sebanyak 24.127 ton tersebut, sebanyak 14.664,44 ton merupakan jenis pupuk urea dan 9.463,39 ton jenis NPK phonska.
Untuk mengantisipasi kekurangan tersebut, kata Ayu, Pemkab Cirebon mengajak para petani untuk menggunakan pupuk organik. Karena selain murah, jenis pupuk organik juga mampu menyuburkan tanah.
Ia menambahkan, pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus mengajak petani agar menggunakan pupuk yang ramah lingkungan. Hal itu, karena utuk mendapatkan pupuk organik lebih mudah dibandingkan dengan pupuk jenis lainnya.***
Dapatkan update berita setiap hari dari suaracirebon.com dengan bergabung di Grup Telegram “Suara Cirebon Update”. Caranya klik link https://t.me/suaracirebon, kemudian join. Sebelumnya, Anda harus install dan daftar di aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.