SUARA CIREBON – Angka stunting di Kabupaten Cirebon terus mengalami penurunan. Pada tahun 2023 lalu, jumlah anak penderita stunting ada sekitar 13.353 anak atau setara 7,97 persen.
Angka tersebut mengalami penurunan sekitar 1 persen di banding jumlah kasus tahun 2022. Meski mengalami penurunan, namun belum sesuai target ideal penurunan 3 persen setiap tahunnya.
Hal itu dikatakan, Wakil Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih saat mendampingi Ketua Umum Persit Kartika Chandra Kirana, Ibu Kasad Uli Simanjuntak, melakukan peninjauan program Desa Bebas Stunting di Desa Tawangsari, Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Senin, 18 Maret 2024.
Wakil bupati yang akrab disapa Bunda Ayu itu, mengatakan, dalam menyelesaikan permasalahan stunting diperlukan kerja sama, sinergitas dan kolaborasi antara pemerintah daerah, TNI dan Polri, serta seluruh pemangku kebijakan.
“Kami atas nama Pemkab Cirebon mengucapkan banyak terima kasih kepada ketua Persit Candra Kirana bersama rombongan, dalam rangka meninjau di wilayah Kabupaten Cirebon khususnya di Desa Tawangsari, sekaligus memberikan bantuan berupa alat kesehatan dan sembako,” ungkap Ayu.
Ayu menyebut, kolaborasi dalam menekan angka stunting tersebut dibuktikan dengan kehadiran ketua umum Persit Candra Kirana beserta rombongan maupun Kapolresta Cirebon di Desa Tawangsari ini.
“Beliau beliau ini sangat mensupport dalam penurunan dan menekan angka stunting di Kabupaten Cirebon,” ujarnya.
Pihaknya berharap dengan sinergitas yang baik ini, penurunan angka stunting di Kabupaten Cirebon di tahun 2024 ini tercapai sesuai target.
“Semoga nantinya dapat terlahir anak-anak yang cerdas dan tangguh, anak-anak yang depannya akan melanjutkan estapet kepemimpinan Kabupaten Cirebon,” harapnya.
Kecamatan Losari dipilih menjadi wilayah yang dikunjungi ketua Persit Kartika Chandra Kirana, karena merupakan daerah yang angka stuntingnya cukup tinggi dan merupakan wilayah perbatasan antara Jawa Barat dengan Jawa Tengah.
Sehingga, lanjut Ayu, jangan sampai daerah perbatasan merasa termarjinalkan karena kurang mendapat perhatian dari Pemda.
“Desa Tawangsari sendiri angka stuntingnya bisa ditekan dan terbukti angka stunting awalnya sekitar 12 anak, setelah diintervensi saat ini hanya tinggal menyisakan 6 anak lagi, yang masih dalam penanganan semua pihak terkait,” tandasnya.
Senada, Kuwu Tawangsari Rojiki menjelaskan, angka stunting di desa yang dipimpinnya sebelumnya ada sekitar 12 anak.
Namun dengan penanganan yang dilakukan semua pihak terkait, mengalami penurunan yang sangat signifikan dan hanya menyisakan sekitar enam anak lagi. “Ke enam anak tersebut saat ini secara berkala masih ditanggulangi oleh semua pihak dan semoga ke depannya tidak ada lagi kasus stunting di Desa Tawangsari,” ujarnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.