SUARA CIREBON – Idulfitri Muhammadiyah dan pemerintah diprediksi sama pada 1445 hijriah atau di tahin 2024 ini.
Kepala Kantor Kementerian Agama atau Kemenag Kota Cirebon, Moh Khualid memprediksi, meski saat penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriyah lalu terjadi perbedaan antara pemerintah dengan ormas Muhammadiyah yang melaksanakan puasa Ramadan satu hari lebih awal, namun penetapan 1 Syawal akan jatuh pada hari yang sama.
Seperti diketahui, Muhammadiyah mulai berpuasa pada hari Senin, tanggal 11 Maret 2024, sedangkan pemerintah, melalui Kementerian Agama RI, menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriyah jatuh pada hari Selasa, tanggal 12 Maret.
“Insyaallah pelaksanaan Idulfitri, hari Rabu tanggal 10 April 2024. Kita persiapan sambil menunggu kepastian dari Kemenag tentang penetapan 1 Syawal,” kata Moh Khualid kepada Suara Cirebon, usai rapat persiapan Idul Fitri, Senin, 1 April 2024.
Khualid menjelaskan, untuk menentukan awal Ramadan dan 1 Syawal, pemerintah menggunakan dua metode, yakni hisab (penghitungan) dan rukyatul hilal (melihat hilal).
“Melihat dari hasil hisab, ketinggian hilal saat akhir Ramadan yang bertepatan Selasa 9 April nanti, hilal ada di 6 derajat di atas ufuk, sehingga kemungkinan besar Idulfitri akan jatuh pada hari Rabu tanggal 10 April,” katanya.
Namun, lanjut Khualid, dalam menetapkan awal bulan Hijriyah sendiri, dari sisi metode rukyatul hilal, Menteri Agama se-Asia Tenggara sudah membuat kesepakatan, bahwa batas minimal hilal terlihat itu ada di 3 derajat di atas ufuk, sehingga jika kurang dari 3 derajat, maka hilal dinyatakan belum terlihat.
Menurutnya, Kemenag telah menentukan lebih dari 100 titik pemantauan hilal di Indonesia. Dimana untuk Ciayumajakuning, ada satu titik di Pantai Baro, Gebang, Kabupaten Cirebon, dan di Jabar ada sekitar 14 titik.
Dalam prosesnya, pemantauan dilakukan pada tanggal 9 April, setelah matahari terbenam. Kemudian secara online, hasil pemantauan hilal di semua titik di laporkan langsung kepada Menteri Agama untuk segera ditetapkan melalui mekanisme sidang isbat,” katanya.
Para pemantau hilal, akan disumpah oleh hakim pengadilan agama sebelum melaporkan hasil pemantauannya.
“Pemerintah juga menggunakan metode hisab, data hisab, dikonfirmasi dengan hasil rukyatul hilal. Jadi untuk tahun ini, kemungkinan besar, pemerintah dengan ormas akan sama dalam menetapkan tanggal 1 Syawal,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.