SUARA CIREBON – Belum sampai sepekan setelah pertama kali dirilis, film bergenre horor “Vina, Sebelum 7 Hari, A True Story Reveal by Vina’s Spirit” telah tembus 2,5 juta penonton.
Memasuki Rabu, 15 Mei 2024, atau hari ke 7 setelah pertama kali dirilis di bioskop-bioskop di Tanah Air pada 8 Mei 2024, jumlah penoton film “Vina Sebelum 7 Hari” mengarah ke 3 juta penonton.
Diperkirakan, dalam 10 hari setelah rilis pertama, bisa tembus ke angka 3 juta penonton. Film “Vina Sebelum 7 Hari” menjadi perhatian luas masyarakat karena secara berbarengan juga viralserta jadi trending topic di media sosial.
Trending topicnya sendiri, bukan hanya karena penayangan film “Vina Sebelum 7 Hari”, namun juga ikut terangkat kembali peristiwa pembunuhan sadis Vina dan kekasihnya Eki.
Vina dan Eki, dua remaja Kota Cirebon yang berusia 16 tahun, jadi korban kebiadaban kawanan geng motor setempat pada akhir Agustus 2016 atau 8 tahun lalu. Vina disiksa, diperkosa lalu dibunuh. Begitu juga kekasihnya, Eki.
Kisah pembunuhan sadis dan kebiadaban kawanan geng motor itulah yang menjadi inspirasi produksi film “Vina, Sebelum 7 Hari”.
Sutradara film ini, juga menyebutkan kalau film ini berbasis pada cerita nyata sebuah pembunuhan yang terungkap dari pengakuan arwah Vina yang jadi korban pembunuhan (A True Story Revela by Vina’s Spirit).
“Hari keenam 2.548.478 orang menyaksikan kisah almarhum Vina. Hentikan bully sekarang,” tulis akun @deecompany_official, Rabu 15 Mei 2024.
Dee Company merupakan produses film “Vina, Sebelum 7 Hari”, dengan sutradara Anggy Umbara. Melalui unggahan itu, disematkan juga tagar Justice For Vina yang tengah menjadi trending topic di media sosial.
Meski memperoleh perhatian luas masyarakat, terbukti dengan antusiasme penonton untuk menyaksikan kisah nyata pembunuhan sadis Vina dan kekasihnya, Eki di Cirebon, film ini tak lepas dari kontroversi.
Sebagian netizen mengkritik dengan alasan sutradara memanfaatkan aspek komersial dari tragedi pembunuhan sadis yang menyimpan trauma berkepanjangan terutama bagi keluarga korban, baik Vina maupun Eki.
Anggi Umbara sendiri menjelaskan, film ini justru untuk mengingatkan bahwa saatnya muncul gerakan lebih masif terhadap tindak kejahatan pembullyan.
Film ini memiliki nilai edukasi agar tumbuh kesadaran bahwa masyarakat harus lebih aktif memerangi aksi pembullyan termasuk kebiadaban kawanan geng motor yang di luar batas kemanusiaan.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.