SUARA CIREBON – Fakta-fakta barus seputar pembunuhan sadis pasangan kekasih Vina dan Eki oleh kawanan geng motor di Kota Cirebon kembali terungkap.
Wasnadi (50 tahun) ayah dari Vina, korban pembunuhan sadis, mengungkapkan kalau anaknya masih hidup saat dibuang di jembatan tol di Kepompongan, Talun, Kabupaten Cirebon.
Dilihat dari tempat atau lokasi pembuangan di jembatan tol Kepompongan, Talun, saat pertama kejadian ada bekas-bekas yang menunjukan aktifitas yang dilakukan korban Vina.
Korban Vina, berdasar hasil penyelidikan kepolisian di lokasi pembuangan di jembatan tol, masih hidup. Hanya saja dalam kondisi terluka parah.
“Vina masih hidup saat dibuang. Hanya kondisinya luka parah. Sekujur tubuhnya penuh darah,” tutur Wasnadi (50 tahun), ayah Vina, warga Jln Samadikun, Kota Cirebon.
Wasnadi mengungkapkan fakta bahwa Vina masih hidup saat dibuang di jembatan tol Kepompongan, Talun kepada Denny Sumargo di Podcastnya.
Wasnadi bersama istrinya, Sukaesih (49 tahun), dan kakak Vina, Marliyana saat memberikan kesaksikan seputar fakta pembunuhan sadis Vina dan kekasihnya Eki oleh kawanan geng motor pada 27 dan 28 Agustus 2016 atau 8 tahun lalu.
Wasnadi menceritakan, dalam keadaan terluka parah, Vina masih sempat merangkak. Ia bermaksud mendekati tubuh Eki, kekasihnya yang juga terkapar, namun sudah meninggal dunia.
“Hanya saja, upaya Vina mendekati tubuh Eki tidak kesampaian. Ia lebih dulu pingsan setelah sempat menyentuh tangan mayat dari Eki,” tutur Wasnadi.
Wasnadi mengungkapkan fakta ini karena saat kepolisian memeriksa lokasi pembuangan, ia berada disitu untuk ikut menyaksikan.
“Ada bekas atau jejak tubuh Vina bergeser dengan cara merangkan menuju tubuh Eki. Saat ditemukan, posisi tangan kanan Vina menyentuh tangan Eki,” tutur Wasnadi.
Wasnadi yang merupakan nelayan kecil juga menceritakan detik-detik menjelang kematian anaknya, Vina.
Ahad pagi, 28 Agustus 2016, setelah memperoleh informasi Vina anaknya kecelakaan, ia bersama Marliyana dan keluarga ke rumah sakit.
Wasnadi menceritakan masih sempat memegang tubuh dan kepala Vina yang sudah berlumuran darah saat berada di rumah sakit.
“Kepalanya saat dipegang “mbot” (bahasa Cirebon untuk menyebut keadaan buah yang sudah matang atau lunak). Darah mengucur dari telinga, hidung, mulut sampai mata. Ia masih bernafas, namun sudah ngorok (sakratul maut),” tutur Wasnadi mengungkapkan kesaksian detik-detik terakhir hidup Vina.
Tidak berapa lama, Vina kemudan menghembuskan nafas terakhir. Saat itu, laporannya Vina korban kecelakaan.
“Belakangan, karena ada banyak hal mencurigakan, kami tidak percaya kalau itu kecelakaan lalu lintas. Kami lalu lapor ke polisi dengan membawa sejumlah bukti kejanggalan. Sampai sekarang, terungkap itu pembunuhan sadis,” tutur Wasnadi yang meminta polisi bisa segera menangap 3 pelaku yang masih berkeliaran sampai saat ini.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.