SUARA CIREBON – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasdem menandatangani kesepakatan untuk berkoalisi dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024, Minggu, 26 Mei 2024 lalu.
Ketua DPD PKS Kabupaten Cirebon, Junaedi mengatakan, PKS dan Nasdem telah membangun kesadaran bersama membuat visi besar untuk Kabupaten Cirebon. Kedua partai ini nantinya akan mengusung calon pemimpin yang dapat membawa perubahan positif bagi daerah.
“Koalisi PKS-Nasdem ini sudah melalui sebuah rangkaian panjang, diawali pertemuan sejak 2019 lalu di lembaga legislatif. Di situlah jalinan kominikasi dan kerja sama dibangun hingga 2024,” ujar Junaedi, Selasa, 27 Mei 2024.
Selama perjalanan itu, lanjut Junaedi, tidak ada problem sehingga hubungan PKS dan Nasdem semakin intim. Hubungan baik ini pun sampai masuk ke babak baru yakni, agenda perubahan di Pilbup Cirebon 2024.
“Insyaallah PKS dan Nasdem sepakat menjalin kerja sama melalui deklarasi yang diikrarkan bersama. Dan perlu diketahui deklarasi ini didasari oleh visi misi yang sejalan dalam membangun daerah,” kata Junaedi.
Lebih lanjut, menurut Junaedi, ketika deklarasi sudah terjadi, maka PKS dan Nasdem bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
“Jadi ketika ada yang bertanya berapa kursi PKS di DPRD Kabupaten Cirebon? Jawabnya 10 kursi. Pun Nasdem ketika ditanya berapa kursi, jawabnya 10. Artinya, bukan lagi bicara per partai. PKS dan Nasdem telah membangun kesadaran bersama membuat visi besar untuk Kabupaten Cirebon,” tegasnya.
Sebab, imbuh Junaedi, selama ini kondisi Kabupaten Cirebon masih jauh dari harapan.
“Hasil diskusi intensif saat halalbihalal di DPD PKS beberapa waktu lalu. Muncul berbagai parameter capaian di Kabupaten Cirebon yang masih banyak untuk dibenahi mulai dari pengangguran, kemiskinan, infrastruktur, reformasi birokrasi dan masih banyak lainnya. Fakta itu berdasarkan data BPS,” terangnya.
Masalah yang ada ini, menurut Junaedi, menjadi PR bersama, dan pihaknya sangat menyadari untuk adanya perubahan di Kabupaten Cirebon yang lebih baik.
“Koalisi ini bukan hanya gimic ataupun lipstick, tapi lebih kepada sebuah harapan besar yang tidak dibarengi dengan kemalasan dan kemanjaan, tapi perjuangan dan pengorbanan untuk perubahan Cirebon yang lebih baik,” tegasnya.
Terkait siapa sosok yang akan diusung di pilkada mendatang, menurutnya, hal itu akan menjadi pembahasan di internal koalisi.
“Kaitan dengan siapa yang diusung nanti, bahwa masing-masing partai secara internal sudah memunculkan nama. PKS khususnya, telah mengerucut pada dua nama yakni Anwar Yasin dan Ahmad Fawaz,” katanya.
Junaedi pun tidak memungkiri, perubahan untuk Cirebon itu butuh pasukan, tenaga, baik perorangan maupun parpol. Sehingga deklarasi koalisi ini untuk menindaklanjuti proses penjaringan dan membuka seluas luasnya dari figur lain baik dari perorangan maupun parpol.
“Siapa figur yang akan diusung nanti masih dinamis. Bisa dari internal, bisa juga eksternal. Dan kami bersepakat untuk menghilangkan ego antarparpol untuk pilbup Cirebon, karena cita-citanya ingin ada perubahan di Kabupaten Cirebon,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Cirebon, Asep Zaenudin Budiman mengatakan, Nasdem dan PKS telah lama menjalin penjajakan untuk berkoalisi.
“Sebetulnya Nasdem dan PKS sudah seperti pembalap Valentino Rossi dengan nomor punggung 46. Empat kursi Nasdem, enam kursi PKS. Jadi 46. Gas pol. Artinya, untuk mengusung Paslon di Pilbup Cirebon sudah memenuhi syarat,” ucapnya.
Asep menjelaskan, selama masa penjaringan calon bupati dan wakil bupati, terdapat lima orang yang mendaftar melalui Nasdem.
“Pokoknya ada lima. Tapi, siapa yang akan diusung untuk pilbup Cirebon, belum ada. Nanti akan dibahas lebih lanjut bersama partai koalisi,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.