SUARA CIREBON – Kekeringan mulai melanda sejumlah kecamatan di wilayah Kabupaten Indramayu dalam dua pekan terakhir.
Petani kesulitan memulai tanam gadu atau tanam kedua. Sebagian diantaranya sudah menebar benih dan terancam mati.
Kecamatan yang mengalami kekeringan tersebar di wilayah tengah dan selatan yang posisinya jauh dari saluran irigasi.
Di wilayah tengah, meliputi Kecamatan Kroya, Gabus Wetan, sebagian Bongas, Terisi dan Kandanghaur.
Kemudian di wilayah selatan, kekeringan dikeluhkan petani di sebagian Kecamatan Haurgeulis dan Gantar.
Di wilayah tengah, kekeringan diakibatkan suplai air dari Waduk Jatigede bila bisa maksimal karena pembangunan Bendung Cipanas belum maksimal.
Selain itu, juga suplai air dari Waduk Jatiluhur dari barat yang memasuki wilayah Indramayu sangat terbatas.
Sementara untuk wilayah selatan, selain belum maksimalnya air dari Bendung Cipanas, Waduk Cipancuh yang merupakan penampung air hujan, mengalami penurunan debit yang tajam.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Indramayu, H Sutatang menuturkan, pihaknya meminta sebagian petani di wilayah hilir irigasi untuk menahan dulu jangan mengolah tanah dan mempersiapkan persemaian.
“Kami sudah meminta melalui perwakilan petani untuk tahan dulu. Jangan olah tanah sebelum ada kepastian pasokan air,” tutur Sutatang.
Dari laporan yang masuk pihaknya, keluhan kekeringan baru dari wilayah tengah dan selatan. Sebagian besar merupakan daerah ujung atau hilir irigasi.
“Sebenarnya untuk wilayah tengah dan selatan ada bendung Cipanas. Cuma belum maksimal fungsinya. Kita minta otoritasnya memperbesar gelontoran air untuk menyelamatkan wilayah yang mulai kekeringan,” tuturnya.
Sutatang menjelaskan, pada musim gadu, biasanya sawah yang direkomendasi untuk ditanam hanya di wilayah hulu irigasi.
“Untuk gadu tidak dipaksakan wilayah gilir menanam untuk kedua kalinya. Kita lebih merekomendasikan menanam palawija yang tidak banyak membutuhkan air,” tutur Sutatang.
Sejauh ini, pasokan air dari Waduk Jatigede masih terkonsentrasi ke saluran irigasi lama, melalui saluran Sungai Cimanuk ke Jatitujuh, Majalengka.
Sedangkan yang ke Waduk Cipanas, masih belum maksimal. KTNA belum bisa memastikan berapa lahan yang akan direkomendasikan untuk tanam gadu tahun ini.
“Biasanya, untuk gadu yang direkomendasikan sekitar 45 ribu sampai 50 ribu hektare. Daya layanan irigasi tidak bsia maksimal dibandingkan tanam rendeng saat musim hujan,” tuturnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.