SUARA CIREBON – Ratusan hetar areal sawah di wilayah pantura di Kecamatan Sukra di Kabupaten Indramayu mengalami kekeringan.
Sudah hampir tiga pekan, tidak memperoleh pasokan air yang memadai. Benih padi yang ditanam petani terancam mati.
Desa Tegaltaman, Kecamatan Sukra merupakan yang terparah. Jika dalam sepekan ini tidak dapat air yang memadai, petani terancam gagal tanam.
“Sudah tiga minggu tidak dapat pasokan air yang cukup,” tutur Sudira (48 tahun), petani setempat, Rabu 31 Juli 2024.
Tegaltaman merupakan daerah paling ujung. Terletak di wilayah utara yang dekat dengan wilayah pesisir Laut Jawa.
Pasokan air yang dialirkan lewat saluran irigasi, dalam tiga pekan ini tidak memadai dan tidak cukup untuk mengairi ratusan hektar sawah di pesisir.
Petani khawatir bila tidak memperoleh pasokan air cukup, bibit padi yang sudah ditanam akan mati.
“Memang ada gilir air, cuma saat jadwal pengairan, untuk sampai ke ujung, airnya sudah tidak cukup,” tutur Rusdi (52 tahun), petani Tegaltaman lainnya.
Petani memainta ada tambahan pasokan air dan waktu lebih lama saat memperoleh giliran air. Selain itu, membutuhkan pengawalan agar air bisa sampai ke wilayah hilir.
“Air yang untuk giliran kami sudah diambil wilayah lain. Saat sampai di wilayah hilir sudah tidak cukup,” tutur petani.
Kepala Desa Tegaltaman, Makrus Hadi Payitno membenarkan keuhan yang dialami petaninya karena terancam gagal tanam.
“Kita lagi minta penambahan pasokan dan pengawalan. Kita berkoordinasi dengan kecamatan dan muspika untuk jaminan suplai air masuk ke wilayah kami dalam jumlah cukup,” tuturnya,
Makrus menuturkan, karena ancaman kekeringan, petani lain yang semula akan menanam di musm tanam gadu ini mengurungkan niat.
“Bnayak yang urung nanam. Kalau tidak ada jaminan air, bisa mati dan rugi,” tutur Makrus.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.