SUARA CIREBON – Seorang siswa SD di Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu, meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit dengan tubuh terluka.
Penyebab kematian bocah itu hingga Ahad 4 Agustus 2024 masih simpang siur. Ada yang menyebut bocah tersebut menjadi korban bullying atau perundungan ada juga yang mengatakan korban meninggal karena terjerembab membentur pintu kelas sekolah.
Untuk mengetahui penyebab pastinya, pihak keluarga sepakat agar jenazah siswa SD itu diotopsi yang dilakukan dokter forensik Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu (RSBI).
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Indramayu, H Caridin menjelaskan, peristiwa tewasnya seorang siswa SD di Cikedung itu mengejutkan. Sebab peristiwanya terjadi saat jam sekolah pada Kamis, 1 Agustus 2024 kemarin.
Caridin menjelaskan, dari laporan yang diterima, peristiwa terjadi saat korban berada di kelas. Entah bagaimana awalnya, tiba-tiba sekolah riuh menyusul ditemukannya korban dalam keadaan tidak sadar.
Saat itu korban sempat diberikan pertolongan pertama. Lalu dibawa ke Puskesmas setempat. Kemudian dokter merujuk ke RSUD Indramayu.
“Saya yang mendapat laporan, langsung ke ruang IGD RSUD Indramayu untuk memastikan kondisi korban yang ternyata telah meninggal dunia,” ujar Caridin.
Terkait dengan ramainya kabar simpang siur soal penyebab kematian korban, diantaranya karena bullying, Caridin belum bisa menjawab. Sebab kata dia, keterangan di lapangan masih simpang siur.
“Masih belum jelas, kami serahkan penyelidikannya kepada kepolisian. Pihak keluarga juga menyepakati otopsi. Untuk itu kami imbau masyarakat agar menunggu hasil otopsi, tidak berspekulasi soal dugaan bullying,” jelas dia.
Pernyataan Caridin dikuatkan penjelasan Bangkit, salah satu guru di SD tersebut. Begitu mengetahui korban pingsan, ia bersama rekannya membawa ke Puskesmas lalu ke RSUD Indramayu. Namun dalam perjalanan, korban dinyatakan menginggal dunia.
“Semua guru ikut membantu termasuk memintai keterangan siswa yang saat itu di lokasi kejadian. Tapi penjelasan anak-anak yang kami mintai keterangan tidak jelas, simpang siur,” ungkap Bangkit.
Dokter Puskesmas Cikedung, Adi Suwasto, menjelaskan dari hasil pemeriksaan luar tidak ditemukan cedera kepala berat. Menurutnya, hanya ditemukan darah pada bagian gigi dan gusi, itu pun hanya sedikit.
“Makanya untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban, kami sarankan otopsi oleh dokter forensik. Keluarga mengizinkan otopsi,” ujar dia.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.