SUARA CIREBON – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi pabrik tahu di Desa Gumulung Lebak, Kecamatan Greged, yang diduga menggunakan bahan bakar limbah plastik.
Kasi Kesejahteraan Desa Gumulung Lebak, Ucup Supriyatna mengatakan, sidak petugas DLH Kabupaten Cirebon ke pabrik tahu di desanya itu, dilakukan pada beberapa hari lalu.
Saat sidak yang dilakukan, lanjut ucup, pemilik industri tahu tersebut sedang tidak berada di tempat. Namun pihak DLH tetap memeriksa secara menyeluruh keadaan pabrik tersebut, didampingi istri pemilik.
“Petugas dari DLH berkesempatan berkomunikasi dengan istri pemilik pabrik, terkait proses pengolahan kedelai, pengolahan tahu mulai dari pencetakan hingga penggorengan tahu,” ujar Ucup, Kamis, 8 Agustus 2024.
Ucup menyebut, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, DLH menemukan bahan bakar yang tidak sesuai peruntukan yakni menggunakan rongsok campuran plastik dan bahan berbahaya lainnya.
“Yang saya dengar DLH akan melayangkan surat teguran pada pemilik pabrik tersebut. Mungkin juga akan diberikan surat peringatan,” ungkapnya
Menurut Ucup, dari apa yang disampaikan perwakilan DLH, nantinya pihak DLH akan membuat berita acara terkait temuan bahan bakar yang digunakan oleh industri pengolahan tahu yang berada di Dusun 3 Karanganyar Desa Gumulung Lebak tersebut.
“Tentu saja penggunaan limbah plastik itu bisa membahayakan kesehatan dan mencemari lingkungan sekitar,” katanya.
Menurutnya, tidak hanya berbahaya bagi lingkungan, proses perebusan hingga penggorengan tahu menggunakan bahan bakar rongsok pun sangat membahayakan hasil produksi.
“Jadi ini tidak hanya menjadi tugas Dinas Lingkungan Hidup semata, melainkan harus ada pihak yang berwenang lainnya untuk memeriksa kualitas dari hasil tahu yang diproduksi,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, warga Dusun 3 Karanganyar, Desa Gumulunglebak, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, mengeluhkan keberadaan pabrik pengolahan tahu yang ada di dusun tersebut.
Pasalnya, bahan bakar untuk memproduksi tahu diduga menggunakan limbah plastik serta rongsokan, tanpa kayu bakar atau sekam padi.
Dampaknya, warga sekitar menjadi terganggu karena sesak nafas akibat sisa plastik atau rongsok yang seharusnya didaur ulang secara khusus justru dibakar dengan cerobong asap terbuka yang sangat mencemari lingkungan.
Kuwu Gumulunglebak, Akman Sodikin, mengaku, kondisi itu sudah terjadi sejak pabrik tahu berdiri. Di masa pemerintahan kuwu sebelumnya, lanjut Akman, pemilik pabrik tahu pernah ditegur dan beralih menggunakan kayu bakar.
Namun tak berselang lama, pemilik kembali memanfaatkan limbah plastik sebagai bahan bakar. Ia mengaku banyak menerima keluhan warga di sekitar pabrik pengolahan tahu.
Dimana, saat beroperasi asap hasil pembakaran hitam pekat bahkan mengeluarkan aroma menyengat dan membuat sesak pernafasan.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.